Didalam Al-Qur'an ada ajaran akhlak yang dijelaskan secara umum, tetapi ada juga yang diterangkan secara mendetail. Sebagai contoh, ayat yang menjelaskan masalah akhlak, secara umum adalah Q.S. An-Nahl (16):90 yang menyuruh perintah untuk berakhlak secara umum: Untuk berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji, mungkar, dan

1Buku Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SD 2Hak Cipta © 2015 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan. Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan KDT Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. - Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. xiv, 260 hlm. ilus. ; 25 cm. Untuk SD Kelas III ISBN 978-602-1530-21-4 jilid lengkap ISBN 978-979-1530-24-5 jilid 3 1 Katolik – Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 230 Kontributor Naskah Susi Bonardy dan Yenny Suria Nihil Obstat Fx. Adisusanto SJ 14 Agustus 2014 Imprimatur Mgr. John Liku Ada 21 Agustus 2014 Penelaah Fx. Adisusanto SJ Penyelia Penerbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud Cetakan Ke - 1, 2015 3Kata Pengantar Kata Pengantar Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah, tetapi mengetahui dan melakukannya seperti dikatakan oleh Santo Yakobus “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” Yakobus 226. Demikianlah, belajar bukan sekadar untuk tahu, melainkan dengan belajar seseorang menjadi tumbuh dan berubah serta mengubah keadaan. Kurikulum 2013 dirancang agar tahapan pembelajaran memungkinkan peserta didik berkembang dari proses menyerap pengetahuan dan mengembangkan keterampilan hingga memekarkan sikap serta nilai-nilai luhur kemanusiaan. Pembelajaran agama diharapkan tak hanya menambah wawasan keagamaan, tapi juga mengasah “keterampilan beragama” dan mewujudkan sikap beragama peserta didik. Tentu saja sikap beragama yang utuh dan berimbang, mencakup hubungan manusia dengan Penciptanya dan hubungan manusia dengan sesama dan lingkungan sekitarnya. Untuk memastikan keseimbangan ini, pelajaran agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan budi pekerti. Hakikat budi pekerti adalah sikap atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa, serta alam sekitar. Agar terpancar kesantunan dan kemuliaan dalam interaksi tersebut, kita perlu menanamkan kepada peserta didik nilai-nilai karakter seperti kejujuran, kedisiplinan, cinta kebersihan, cinta kasih, semangat berbagi, optimisme, cinta tanah air, kepenasaran intelektual, dan kreativitas. Buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas III ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi-bagi dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilakukan peserta didik dalam usaha memahami pengetahuan agamanya dan diaktualisasikan dalam tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai dengan tuntunan 4Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan yang ada pada buku ini. Penyesuaian ini antara lain dengan membuka kesempatan luas bagi guru untuk berkreasi dan memperkayanya dengan kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan, yang bersumber dari lingkungan alam, sosial, dan budaya sekitar. Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka 2045. Jakarta, Januari 2015 5Kata PengantarDaftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Pendahuluan Pelajaran I. Pribadi Peserta Didik A. Saya Tumbuh dan Berkembang B. Saya Mampu Membedakan Perbuatan Baik dan Buruk Pelajaran II Yesus Kristus A. Kisah Yakub B. Kisah Yusuf C. Kisah Musa D. Yohanes Pembaptis E. Percakapan dengan Nikodemus F. Yesus memberi Makan Lima Ribu Orang G. Perumpamaan Tentang Anak yang Hilang Pelajaran III Gereja A. Sakramen Baptis B. Sakramen Ekaristi C. Sakramen Tobat D. Iman E. Harapan F. Kasih Pelajaran IV Masyarakat A. Pemimpin Masyarakat B. Tradisi Masyarakat C. Melestarikan Lingkungan Alam Daftar Pustaka i iii v 1 2 15 29 29 44 58 73 86 99 112 129 130 145 161 179 190 204 219 219 230 241 67Kata PengantarPendahuluan Pendidikan iman yang dimulai di dalam keluarga perlu dikembangkan lebih lanjut dalam kebersamaan dengan jemaat yang lain. Pengembangan iman dilakukan dengan bantuan pastor, katekis dan guru agama. Negara wajib menjaga dan memfasilitasi agar pendidikan iman bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan iman masing-masing. Salah satu bentuk pendidikan iman yang dilaksanakan secara formal dalam konteks sekolah disebut pelajaran agama. Dalam konteks Agama Katolik, pelajaran agama di sekolah dinamakan Pendidikan Agama Katolik yang merupakan salah satu realisasi tugas dan perutusan Gereja untuk menjadi pewarta dan saksi Kabar Gembira Yesus Kristus. Melalui Pendidikan Agama Katolik, peserta didik dibantu dan dibimbing agar semakin mampu memperteguh iman terhadap Tuhan sesuai ajaran agama. Buku Guru Pendidikan Agama Katolik Kelas III SD tetap memperhatikan dan mengusahakan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan hubungan antar umat beragama yang harmonis dalam masyarakat Indonesia yang plural demi terwujudnya persatuan nasional. Dengan kata lain Pendidikan Agama Katolik bertujuan membangun hidup beriman kristiani peserta didik. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus yang memiliki keprihatinan tunggal terwujudnya Kerajaan Allah dalam hidup manusia. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan, yaitu situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesatuan, kelestarian lingkungan hidup yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan. B. Hakikat Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan 8ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama di masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik berinteraksi berkomunikasi, memahami, menggumuli dan menghayati iman. Dengan kemampuan berinteraksi antara pemahaman iman, pergumulan iman dan penghayatan iman itu diharapkan iman peserta didik semakin diperteguh. C. Tujuan Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan; situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan. D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik mencakup empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman peserta didik adalah 1. Pribadi peserta didik Ruang lingkup ini membahas pemahaman diri sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan dalam berelasi dengan sesama serta lingkungan sekitarnya. 2. Yesus Kristus Ruang lingkup ini membahas bagaimana meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. 93. Gereja Ruang lingkup ini membahas makna Gereja, bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari. 4. Masyarakat Ruang lingkup ini membahas secara mendalam hidup bersama dalam masyarakat sesuai firman /sabda Tuhan, ajaran Yesus dan ajaran Gereja. E. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Proses itu mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dalam Pendidikan Agama Katolik, Pendekatan Pembelajaran lebih ditekankan pada pendekatan yang didalamnya terkandung tiga proses, yaitu proses pemahaman, pergumulan yang diteguhkan dengan terang Kitab Suci/ajaran Gereja, dan pembaharuan hidup yang terwujud dalam penghayatan iman sehari-hari. 10F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas III Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Mensyukuri pertumbuhan dan perkembangan diri sebagai anugerah Allah Mensyukuri bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk membedakan perbuatan yang baik dan buruk Menerima karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama seperti Yakub, Yusuf , Musa dan tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis Menerima Yesus dan karya-Nya melalui kisah percakapan Yesus dengan Nikodemus, penggandaan lima roti-dua ikan, dan kisah anak yang hilang Menerima makna dan tata perayaan sakramen Baptis, Ekaristi dan tobat sebagai tanda karya keselamatan Allah bagi manusia Menerima keutamaan Kristiani sebagai tanggapan atas karya keselamatan Allah Menerima pemimpin dan tradisi masyarakat sebagai wujud karya keselamatan Allah Menjalankan kegiatan masyarakat sebagai perwujudan kesadaran bahwa dirinya adalah anggota masyarakat. 112. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya Bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan diri Menunjukkan kemampuan untuk membedakan perbuatan baik dan buruk Menunjukkan kepercayaannya akan karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian lama seperti Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis Menunjukkan kepercayaannya akan Yesus dan karya-Nya melalui kisah percakapan Nikodemus, penggandaan lima roti-dua ikan, dan kisah anak yang hilang Menunjukkan rasa hormat dan percaya akan makna dan tata perayaan sakramen Baptis, Ekaristi dan Tobat sebagai karya keselamatan Allah bagi manusia Bertanggung jawab dalam keutamaan Kristiani sebagai tanggapan atas karya keselamatan Allah Bersikap santun terhadap pemimpin dan tradisi masyarakat sebagai wujud karya keselamatan Allah Bertanggung jawab dalam kegiatan masyarakat sebagai perwujudan kesadaran bahwa dirinya adalah anggota masyarakat. 123. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah Mengenal pertumbuhan dan perkembangan diri sebagai anugerah Tuhan Memahami bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk membedakan perbuatan baik dan buruk Mengenal karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian lama seperti Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis Mengenal Yesus dan karya-Nya melalui kisah percakapan Nikodemus, penggandaan lima roti-dua ikan, dan kisah anak yang hilang Mengenal makna dan tata perayaan sakramen Baptis, Ekaristi dan Tobat sebagai karya keselamatan Allah bagi manusia Memahami keutamaan Kristiani sebagai tanggapan atas karya keselamatan Allah Mengenal pemimpin dan tradisi masyarakat sebagai wujud karya keselamatan Allah Memahami keterlibatan dalam kegiatan masyarakat sebagai perwujudan kesadaran bahwa dirinya adalah anggota masyarakat. 134. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia Mendaraskan doa syukur atas kemampuan diri yang dianugerahkan Tuhan Memilih dan melakukan perbuatan yang baik Meneladani tindakan baik dari tokoh-tokoh Perjanjian lama seperti Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis Memberikan bantuan kepada orang yang memerlukan pertolongan seturut teladan Yesus seperti ditemukan dalam kisah percakapan Nikodemus, penggandaan lima roti-dua ikan, dan anak yang hilang Menghayati makna dan tata perayaan sakramen Baptis, Ekaristi dan Tobat dengan baik Terlibat dalam keutamaan Kristiani sebagai tanggapan atas karya keselamatan Allah Meneladani pemimpin dan tradisi masyarakat sebagai wujud karya keselamatan Allah Terlibat dalam kegiatan masyarakat sebagai perwujudan kesadaran bahwa dirinya adalah anggota masyarakat. 1415Bab 1 Pribadi Peserta Didik dan Lingkungannya Ada empat ruang lingkup pokok ajaran iman yang dibahas di dalam buku pendidikan agama katolik ini, yaitu 1 Pribadi peserta didik dan lingkungannya; 2 Pribadi Yesus Kristus; 3 Gereja; 4 Masyarakat. Keempat ruang lingkup tersebut menggambarkan proses yang sejalan dengan perkembangan antropologis dan psikologis peserta didik. Tema pertama adalah pribadi peserta didik dan lingkungannya, membicarakan tentang pribadi peserta didik dan pengalaman hidupnya, termasuk relasinya dengan sesama dan lingkungan hidupnya. Untuk mengembangkan diri menjadi orang beriman sejati, peserta didik perlu mengenal dirinya sendiri, sebagaimana terungkap dalam pepatah “tak seorang pun dapat menemukan Tuhan tanpa mengenal dirinya”. Sebagai pribadi, peserta didik perlu menyadari bahwa dirinya tidak dapat berkembang tanpa peran dan bantuan sesama yaitu orangtua, keluarga, teman, dan lingkungan. Kesadaran akan peran-peran pihak luar terhadap dirinya, sewajarnya ditanggapi dengan berbagai bentuk ucapan syukur seperti doa, nyanyian dan perbuatan konkret sehari-hari. Secara khusus, tema ini akan membahas tentang A. Saya tumbuh dan berkembang 16A. Saya Tumbuh dan Berkembang Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar Mensyukuri pertumbuhan dan perkembangan diri sebagai anugerah Allah. Bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan diri. Mengenal pertumbuhan dan perkembangan diri sebagai anugerah Allah. Mendaraskan doa syukur atas kemampuan diri yang dianugerahkan Tuhan. Indikator 1. Membandingkan keadaan dirinya sebelum bersekolah dengan keadaannya saat kini. 2. Menjelaskan bahwa kemampuan untuk tumbuh dan berkembang adalah anugerah Tuhan yang harus dikembangkan dengan rasa tanggung jawab. 3. Mengucapkan doa syukur atas pertumbuhan dan perkembangan 17BahanKajian 1. Perbedaan-perbedaan keadaan diri anak sebelum bersekolah dengan keadaannya saat kini. 2. Tuhan memberi manusia anugerah untuk bertumbuh dan berkembang. 3. Doa syukur atas anugerah Tuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan diri. Sumber Belajar 1. Komkat KWI 2010. Menjadi sahabat Yesus . Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas III. Yogyakarta Kanisius 2. Pengalaman peserta didik dan guru 3. Lembaga Alkitab Indonesia, 2004. Alkitab. Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia. Pendekatan Kateketis dan saintifik Metode Pengamatan gambar, bercerita, tanya jawab, penugasan Waktu 4 jam pelajaran Jika pelajaran ini dilaksanakan secara terpisah dalam dua kali pertemuan atau lebih, pengaturan pelaksanaannya diserahkan kepada guru. PemikiranDasar Bertumbuh dan berkembang adalah suatu proses kehidupan yang dialami setiap orang. Demikian halnya peserta didik, mereka akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan mulai dari bayi hingga dewasa. Ketika bayi, kemampuannya masih sangat terbatas. Ia sepenuhnya bergantung kepada orang tua dan orang dewasa lainnya untuk mengurus seluruh kebutuhan hidupnya. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, dengan bimbingan orang tua dan para pendidik, peserta didik mengalami berbagai perubahan dan perkembangan tahap demi tahap. Tubuh, pikiran, dan perasaannya terus bertumbuh dan berkembang sehingga bertambah pula 18Melalui pelajaran ini, peserta didik diharapkan untuk menyadari bahwa sesungguhnya kemampuan dirinya untuk bertumbuh dan berkembang adalah anugerah dari Tuhan sang Pencipta. Anugerah ini hendaknya disyukuri dan dikembangkan dengan baik. Hendaknya mereka sadari bahwa anugerah Tuhan ini bukanlah barang jadi, melainkan berupa potensi diri yang harus diolah dengan usaha yang sungguh-sungguh. Dalam hal ini mereka harus bersekolah, harus belajar dan berlatih dengan sekuat tenaga; harus taat dan setia pada nasihat para pendidik agar dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan. Tuhan memberkati usaha manusia untuk mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu, hendaknya peserta didik selalu memohon pertolongan Tuhan dalam usaha mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, mereka tidak boleh lupa mengucap syukur atas setiap kemajuan yang mereka capai berkat pertolongan Tuhan. Dengan demikian, diharapkan bahwa mereka akan selalu mengandalkan campur tangan Tuhan di dalam setiap usaha untuk bertumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sukses. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Guru mengajak peserta didik memulai pelajaran dengan berdoa dan bernyanyi, misalnya Doa Ya Tuhan, kami bersyukur karena diberi anugerah untuk bertumbuh dan berkembang. Bimbinglah kami untuk menjadi anak yang sehat, kuat, cerdas dan berbakti kepada-Mu. Amin 19Pertama lagu dinyanyikan bersama-sama. Kemudian bervariasi, misalnya tampil berkelompok di depan kelas, dengan ekspresi dan gerakan yang sesuai. Langkah Pertama Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak peserta didik mengamati gambar anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun kemampuannya. lihat Buku Siswa hal. 3 Kemudian guru memberi pengantar tentang gambar, misalnya Ketika masih bayi, kemampuan kita masih sangat terbatas. Kita belum mampu berjalan, apalagi berlari. Kemampuan berbicara kita pun masih sangat terbatas. Namun keadaannya berubah seiring dengan bertambahnya usia kita. Kemampuan kita bertambah dari hari ke hari. Banyak hal yang mampu kita lakukan sendiri, seperti keadaan kita sekarang ini. 202. Pendalaman Guru mengajak peserta didik menanggapi gambar anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun kemampuannya lihat Buku Siswa hal. 3 dengan cara bertanya, atau membandingkan kemampuannya waktu kecil dengan kemampuannya saat kini. Jika belum ada peserta didik yang bertanya, guru dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya • Ceritakan kemampuan apa saja yang dapat kamu lakukan sebelum bersekolah dan kemampuan apa saja yang dapat kamu lakukan saat ini. • Ceritakan apa yang kamu lakukan sehingga dirimu bertumbuh sehat dan bisa melakukan berbagai kemampuan. • Ceritakan siapa sajakah orang yang berjasa membantumu untuk bertumbuh dan berkembang? Apa saja yang mereka lakukan? • Bagaimana sikapmu yang baik untuk menghargai jasa mereka? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan perasaan dan pengalaman siswa, misalnya Tubuh kita akan terus bertambah besar hingga menjadi dewasa. Kita harus makan dan istirahat yang cukup agar tubuh bertumbuh sehat dan kuat. Pikiran dan perasaan kita juga akan terus berkembang menjadi cerdas dan bijaksana. Orangtua, guru, dan para pendidik lain-nya senantiasa membantu kita untuk tumbuh dan berkembang. Karena itu teruslah belajar dan berlatih dengan tekun. Ikutilah nasihat orang tua, guru dan para pendidik dengan taat dan penuh semangat. 4. Penugasan Guru mengajak peserta didik mewarnai gambar tentang seorang anak yang sedang belajar di kelas dibantu oleh gurunya. Kemudian peserta didik memberi judul gambar dan menuliskan pesannya untuk anak yang sedang belajar pada gambar. lihat Buku Siswa hal. 4 5. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pesan-pesan peserta didik, misalnya Ada bermacam-macam pelajaran yang harus kita pelajari. Ada pelajaran yang mudah, tetapi ada juga yang sulit. Semua pelajaran penting, kita harus mempelajarinya dengan sepenuh hati. Belajarlah dengan gembira 21Langkah Kedua Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak peserta didik mengamati gambar Yesus dan seorang anak yang memandang Yesus dengan rasa kagum. Lihat Buku Siswa Kemudian peserta didik mendengarkan bacaan Kitab Suci dan pengantar sesudah bacaan. Yesus Bertambah Besar Lukas 239-40 Setelah Yesus dipersembahkan di Bait Allah oleh orang tua-Nya, mereka kembali ke rumah-Nya di Nasaret. Yesus bertambah besar dan kuat. Ia bijaksana sekali, kasih karunia Allah ada pada-Nya. Guru memberi pengantar, misalnya Sebagai manusia, Yesus juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan diri-Nya. Ia dibesarkan di dalam satu keluarga. Orang tua-Nya merawat dan mendidik Yesus dengan sepenuh hati. Yesus, dan kita semua diberi anugerah oleh Allah Bapa di surga untuk bertumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sehat, kuat, cerdas dan bijaksana. 2. Pendalaman. Guru mengajak peserta didik untuk menanggapi gambar dan bacaan Kitab Suci tentang Yesus yang bertambah besar dan bijaksana dengan bertanya, mengungkapkan perasaan atau pendapatnya. Jika belum ada peserta didik yang bertanya, guru dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya • Selain tubuh-Nya bertambah besar, apa lagi pekembangan yang dialami Yesus? • Siapa sajakah orang yang membantu Yesus untuk bertumbuh dan berkembang? • Apa saja yang ingin kamu lakukan supaya menjadi anak yang sehat, cerdas, dan bijaksana seperti Yesus? • Pernahkah kamu mengucap syukur pada Tuhan yang telah 223. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan ungkapan dari peserta didik, misalnya Tubuh, pikiran, dan perasaan kita akan terus bertumbuh dan berkembang, seperti yang dialami Yesus. Tuhan memberi kita karunia untuk bertumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, kuat dan cerdas. Tetapi kita harus belajar dan berlatih dengan tekun, taat pada nasehat orang tua dan guru. Karena itu belajar dan berlatih dengan sepenuh hati. Berdoalah agar Tuhan memberimu berkat untuk menjadi anak yang sehat, cerdas dan bijaksana, seperti Yesus. Langkah Ketiga Refleksi dan Aksi 1. Refleksi Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci, misalnya Sudah taatkah saya pada orang tua dan guru yang menolongku untuk tumbuh dan berkembang? 2. Aksi Buatlah jadwal belajar di rumah, yang akan kamu laksanakan setiap hari agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak cerdas, disiplin dan bijaksana. Jadwal dibuat untuk setiap minggu. Mintalah orang tuamu dan guru untuk menandatanganinya, dan tempelkan jadwal tersebut di dekat meja belajarmu. Misalnya Hari Yang akan Kulakukan Keterangan 23Tanda tangan orang tua Tanda tangan guru Penutup Guru memberi rangkuman dengan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali gagasan yang menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa. Rangkuman Guru memberi rangkuman atas pelajaran ini, misalnya • Setiap orang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dirinya. • Tubuh kita akan terus bertambah besar hingga dewasa. • Kita harus makan dan istirahat yang cukup agar tubuh bertumbuh sehat dan kuat. • Pikiran dan perasaan kita juga berkembang sehingga kemampuan kita terus bertambah. Tetapi kita harus rajin belajar dan belatih. • Semua pelajaran penting untuk mencerdaskan kita. • Karena itu berusahalah untuk pandai dalam setiap pelajaran di sekolah. 24• Tuhan memberi kita kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. • Bersyukurlah pada Tuhan yang telah memberimu kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. • Mintalah pertolongan Tuhan dan turutilah nasehat orang tua dan para guru. Doa Guru mengajak peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya Ya Tuhan yang baik berilah kami semangat dan ketekunan di saat belajar dan berlatih untuk menjadi anak yang cerdas, kuat, dan bijaksana seperti Yesus. Amin Penilaian 1. Penilaian Sikap Religius/Spiritual • Teknik Observasi langsung • Pedoman Observasi Sikap Spiritual Petunjuk Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik Berilah tanda cek √ pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut 4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan. Nama Peserta Didik ... Kelas ... Tanggal Pengamatan ... Materi Pokok ... 25No. Aspek Pengamatan Skor 1 2 3 4 1. Berdoa dengan khusuk sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. 2. Bersikap hormat pada saat membaca atau mendengar pembacaan Kitab Suci 3. Menyebutkan nama Tuhan dengan penuh hormat tidak mempermainkan nama Tuhan 4. Aktif mengungkapkan pendapatnya yang berkaitan dengan tema pembelajaran 5. Hormat terhadap guru, karyawan sekolah sebagai perwujudan iman dalam hidupnya. Jumlah Skor Total skor yang diperoleh Petunjuk Penskoran Jumlah skor maksimal 5 x 4 = 20 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus Skor yang diperoleh - X 4 = Skor akhir 262. Penilaian Pengetahuan Tes tertulis No. Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Bentuk Soal Skor Mengenal pertumbuhan dan perkembangan diri sebagai anugerah Allah Mendasarkan doa syukur atas kemampuan diri yang dianugrahkan Tuhan. Siswa dapat membandingkan perbedaan dirinya waktu kecil dengan saat kini Menjelaskan bahwa Tuhan memberi manusia anugerah untuk tumbuh dan berkembang, baik tubuh, pikiran dan perasaannya. Membuat doa Syukur atas pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai anugerah Allah 1 PG 7 2 PG 7 4 Uraian 10 3 PG 7 4 PG 7 5 PG 7 1 Uraian 10 2 Uraian 15 5 Uraian 15 3 Uraian 15 27Butir Soal A. Pilihlah a, b, atau c pada jawaban yang paling tepat! 1. Adik bayi yang baru lahir memiliki kemampuan... a. membaca b. berlari c. menangis 2. Anak-anak TK memiliki kemampuan... a. berlari b. memasak c. mengepel 3. Aku menjadi pandai saat di sekolah karena dibimbing oleh... a. orangtua b. guru c. teman 4. Supaya tubuh sehat aku harus makan... a. kerupuk b. sayuran c. permen 5. Aku harus rajin belajar supaya... a. pandai b. kuat c. sehat B. Jawablah dengan tepat! 1. Di kota manakah Yesus dibesarkan? 2. Mengapa selain makan makanan yang sehat aku juga perlu istirahat? 3. Mengapa aku harus menuruti nasihat guru di sekolah? 4. Tulislah kemampuan apa saja yang aku miliki saat ini! 5. Tulislah doa syukur atas perkembangan dirimu! 3. Penilaian Keterampilan Cobalahwawancara dengan orang yang tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga ia berhasil dalam hidupnya. Tanyakan kepadanya apa saja yang ia lakukan sehingga dapat berhasil. Pengayaan Bagi peserta didik yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan mengisi tabel tentang keadaan dirinya saat kini, lalu memproyeksikan pertumbuhan dan perkembangan yang ia harapkan setelah dewasa; kemudian menuliskan hal-hal yang akan ia lakukan supaya mencapai pertumbuhan dan perkembangan itu, misalnya 28No. Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Keadaan Sekarang Setelah Dewasa 1. Tinggi badan 2, Berat badan 3. Ukuran sepatu 4. Kekuatan angka beban dalam kilogram 5. Kemampuan menyetir jenis kendaraan 6. Tingkat pendidikan 7. Bahasa yang dikuasai 8. Jarak yang mampu ditempuh dengan berlari Yang akan kulakukan supaya mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang kuharapkan setelah dewasa ... ... ... ... ... ... ... ... Remedial Bagi peserta didik yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan 1. Guru mengajak peserta didik menyebutkan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak peserta didik untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan dan peneguhan yang lebih praktis. 293. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan dengan pertanyaan yang lebih sederhana, misalnya a. Apa yang harus kamu lakukan agar badan bisa tumbuh menjadi kuat dan sehat? b. Tulislah kemampuan yang kamu miliki saat ini. c. Untuk apakah kita belajar? d. Siapakah yang membantumu belajar di sekolah? e. Siapakah yang membantumu belajar di rumah? B. Saya Mampu Membedakan Perbuatan Baik dan Buruk KompetensiInti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya . 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. KompetensiDasar Mensyukuri bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk membedakan perbuatan baik dan buruk. Menunjukkan kemampuan untuk membedakan perbuatan baik dan buruk. Memahami bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk membedakan perbuatan yang baik dan buruk. 30Indikator 1. Membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk atau jahat. 2. Menyebutkan akibat-akibat dari perbuatan yang baik dan yang buruk atau jahat. 3. Mengungkapkan nasihat tentang membalas kejahatan orang lain dengan kebaikan. Tujuan 1. Setelah mengamatin gambar peserta didik mampu membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk atau jahat. 2. Setelah bertukar pengalaman peserta didik mampu menyebutkan akibat-akibat dari perbuatan yang baik dan yang buruk atau jahat. 3. Setelah mendengarkan dan mendalami bacaan Kitab Suci peserta didik mampu mengungkapkan nasihat tentang membalas kejahatan orang lain dengan kebaikan. BahanKajian 1. Perbuatan yang baik dan yang buruk atau jahat. 2. Akibat-akibat dari perbuatan yang baik dan yang buruk atau jahat. 3. Nasihat tentang membalas kejahatan orang lain dengan kebaikan. SumberBelajar 1. Komkat KWI 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas Kanisius 2. Pengalaman peserta didik dan guru 3. Lembaga Alkitab Indonesia, 2004. Alkitab. Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia. Pendekatan Kateketis dan saintifik Metode Pengamatan gambar, tanya jawab, penugasan Waktu 4 Jam Pelajaran.Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru 31Pemikiran Dasar Di dalam diri kita ada suara hati yang selalu mendorong untuk melakukan yang baik. Jika kita menuruti dorongan suara hati, maka hidup kita akan baik dan benar. Namun ada juga pengaruh buruk yang sering menggoda atau menghalangi kita untuk melakukan yang baik dan benar. Pengaruh buruk ini juga menimbulkan banyak masalah pada anak-anak. Orang tua dan para guru berusaha mendidik mereka untuk hidup baik dan benar. Tetapi para iblis menghasut setiap anak untuk melakukan perbuatan buruk atau bahkan jahat. Keadaan ini tentu tidak kita inginkan. Karena itu anak-anak perlu mendapatkan bimbingan agar mampu membedakan yang baik dan buruk. Dalam Roma 129-21 Rasul Paulus memberi nasihat agar kita membenci yang jahat, dan berpegang kepada apa yang baik dan benar. Beliau menasihati kita untuk mengalahkan kejahatan dengan berbuat baik. Sebab sesungguhnya Tuhan telah memberi kita kemampuan untuk melakukan yang baik dan menolak yang jahat atau buruk. Tuhan telah menanamkan kemampuan itu di dalam hati kita. Semoga kita taat pada perintah suara hati, selalu memilih untuk melakukan yang baik dan benar. Melalui pelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu membedakan yang baik dan buruk, memiliki keteguhan hati untuk memilih melakukan yang baik dan menolak yang buruk. Dengan demikian mereka memiliki landasan yang kuat untuk bertumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang cinta akan kebaikan dan kebenaran. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Guru mengajak peserta didik mengawali pertemuan dengan berdoa dan bernyanyi, misalnya Tuhan yang baik, ajarilah kami untuk membedakan yang baik dan buruk. Berilah kami semangat untuk melakukan yang baik terhadap semua ciptaan-Mu di dunia ini. Amin 32Pertama lagu dinyanyikan bersama-sama. Kemudian bervariasi, misalnya tampil berkelompok di depan kelas, dengan ekspresi dan gerakan yang sesuai. Langkah Pertama Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak peserta didik untuk mengamati gambar anak yang berbuat baik dan yang berbuat jahat terhadap seekor kelinci. lihat Buku Siswa hal 9. Kemudian guru memberi pengantar tentang gambar, misalnya Hewan diciptakan oleh Tuhan untuk kita manusia. Hewan dipelihara untuk memenuhi kebutuhan kita, sebagai hiburan atau untuk dimakan. Seperti manusia, hewan piaraan membutuhkan kasih sayang agar dapat tumbuh sehat dan memberi manfaat bagi kita. Kalau disiksa, hewan pun akan merasa sakit dan menderita. 2. Pendalaman Guru mengajak peserta didik menanggapi gambar anak yang berbuat baik dan yang berbuat jahat terhadap seekor kelinci dengan memberi kesempatan bertanya, mengungkapkan perasaannya, atau 33menceritakan pengalamannya. Jika belum ada peserta didik yang bertanya, guru dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya a. Bandingkan manakah yang menyenangkan bagi kelinci, pada gambar nomor 1 atau 2? Mengapa? b. Ceritakan pengalamanmu melihat hewan diperlakukan baik atau buruk. c. Kalau hewan-hewan itu dapat berbicara, apakah yang akan mereka katakan? d. Manakah yang kamu pilih, berbuat seperti gambar nomor 1 atau 2? Mengapa? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan perasaan dan pengalaman peserta didik, misalnya Perbuatan manusia ada yang baik tetapi ada juga yang buruk atau jahat. Perbuatan baik akan menimbulkan kegembiraan dan damai sejahtera. Sebaliknya perbuatan buruk atau jahat menimbulkan penderitaan dan kebencian. Kita harus mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk atau jahat. 4. Penugasan Guru mengajak peserta didik mewarnai gambar seekor kelinci lihat Buku Siswa hal 10, dan menuliskan perbuatan-perbuatan baik yang akan dilakukannya terhadap kelinci atau hewan piaraan lainnya, misalnya Perbuatan baik yang akan kulakukan terhadap hewan piaraan ... ... ... ... 5. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan hasil penugasan peserta didik, misalnya Manusia bertanggung jawab atas perbuatannya. Setiap perbuatan baik akan mendapatkan pujian atau penghargaan. Sebaliknya 34Hukuman bisa berupa hukuman fisik, denda atau dikucilkan dari masyarakat. Karena itu berusahalah untuk selalu memilih melakukan yang baik. Langkah Kedua Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak peserta didik mengamati gambar tentang Rasul Paulus yang memberi nasehat kepada umatnya lihat Buku Siswa hal 11, dan mendengarkan bacaan Kitab Suci Nasihat untuk Hidup Dalam Kasih Roma 129-21 Rasul Paulus memberi nasihat Kasihilah dengan ikhlas. Bencilah yang jahat, dan berpeganglah kepada apa yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi satu sama lain seperti orang-orang yang bersaudara dalam satu keluarga, dan hendaknya kamu saling mendahului memberi hormat. Bekerjalah dengan rajin, jangan malas. Bekerjalah untuk Tuhan dengan semangat dari Roh Allah. Hendaklah kamu berharap kepada Tuhan dengan gembira, sabarlah di dalam kesusahan, dan tekunlah berdoa. Bantulah kebutuhan orang-orang Kristen lain dan sambutlah saudara-saudara seiman yang tidak kamu kenal, dengan senang hati di dalam rumahmu. Mintalah kepada Allah supaya Ia memberkati orang-orang yang kejam terhadapmu. Ya, minta Allah memberkati mereka, jangan mengutuk. Ikutlah bergembira dengan orang-orang yang bergembira, dan menangislah dengan mereka yang menangis. Hiduplah rukun satu sama lain. Janganlah bersikap sombong, tetapi sesuaikanlah dirimu dengan orang yang rendah kedudukannya. Jangan menganggap diri lebih pandai daripada yang sebenarnya. Kalau orang berbuat jahat kepadamu, janganlah membalasnya dengan kejahatan. Buatlah apa yang dianggap baik oleh semua orang. Dari pihakmu, berusahalah sedapat mungkin untuk hidup damai dengan semua orang. 35Saudara-saudaraku! Janganlah sekali-kali membalas dendam, biarlah Allah yang menghukum. Sebab di dalam Alkitab tertulis, “Akulah yang membalas. Aku yang akan menghukumnya”, kata Tuhan. Sebaliknya, kalau musuhmu lapar, berilah ia makan; dan kalau ia haus, berilah ia minum. Karena dengan berbuat demikian, kamu akan membuat dia menjadi malu. Janganlah membiarkan dirimu dikalahkan oleh yang jahat, tetapi hendaklah kamu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. 2. Pendalaman Guru mengajak peserta didik menanggapi nasihat Rasul Paulus dengan bertanya, mengungkapkan perasaannya, atau menceritakan pengalamannya dalam berbuat baik. Jika belum ada peserta didik yang bertanya, guru dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya a. Apa sajakah nasihat Rasul Paulus? b. Ceritakan pengalamanmu berbuat baik untuk menolong teman atau orang lain. c. Pernahkah kamu tergoda untuk melakukan perbuatan buruk di sekolah atau di rumah? Ceritakan bagaimana perasaanmu! d. Bolehkah kita membalas kejahatan seseorang dengan berbuat jahat juga? Mengapa? e. Pernahkah kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu? Ceritakan pengalamanmu. 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan perasaan dan pengalaman peserta didik, misalnya Tuhan memberi kita kemampuan untuk melakukan yang baik, dan menolak yang jahat. Dengan berbuat baik kita akan merasa damai, rukun dengan sesama. Sebaliknya perbuatan jahat membuat orang lain menderita. Perbuatan jahat orang lain hedaknya tidak dibalas dengan berbuat jahat pula, agar tidak menambah permusuhan. Bila kita berbuat baik pada orang yang berbuat jahat, maka ia akan sadar dan berhenti berbuat jahat. Karena itu kalahkanlah setiap kejahatan dengan perbuatan baikmu. 36Langkah Ketiga Refleksi dan Aksi 1. Refleksi Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan pengalamannya dengan nasihat Kitab Suci, misalnya • Apakah saya rela berbuat baik pada orang yang berbuat jahat kepadaku? 2. Aksi Guru mengajak peserta didik untuk memilih perbuatan baik yang akan dilakukannya untuk membuat orang yang sering berbuat jahat terhadapnya bertobat, misalnya No. Nama Orang Jahat Perbuatan Baik yang akan Kulakukan padanya Kapan kulaksanakan 1. 2. 3. 4. 5. Penutup Guru memberi rangkuman dengan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali gagasan yang menjadi inti pewartaan, serta menutup pelajaran dengan doa 37Rangkuman Guru memberi rangkuman atas pelajaran ini, misalnya • Manusia bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. • Setiap perbuatan baik akan mendapatkan pujian atau penghargaan. • Sebaliknya perbuatan buruk atau jahat mendapatkan hukuman yang setimpal. • Hukuman bisa berupa hukuman fisik, denda atau dikucilkan dari masyarakat. • Karena itu berusahalah untuk selalu memilih melakukan yang baik. • Tuhan memberi kita kemampuan untuk melakukan yang baik, dan menolak yang jahat. • Rasul Paulus menasihatkan agar kejahatan seseorang tidak dibalas dengan berbuat jahat, sebab itu akan menambah permusuhan. • Karena itu kalahkanlah setiap kejahatan dengan perbuatan baikmu. Doa Guru mengajak peserta didik untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya Tuhan yang baik, Tuntunlah kami agar mampu membedakan yang baik dan buruk. Jauhkanlah kami dari godaan untuk melakukan kejahatan, dan berilah kami semangat untuk memilih melakukan yang baik terhadap semua ciptaan-Mu di dunia ini. Amin Penilaian 1. Penilaian Sikap Religius/Spiritual • Teknik Observasi langsung • Pedoman Observasi Sikap Spiritual Petunjuk Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik 38Berilah tanda cek √ pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut 4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan. Nama Peserta Didik ... Kelas ... Tanggal Pengamatan ... Materi Pokok ... No. Aspek Pengamatan Skor 1 2 3 4 1. Berdoa dengan khusuk sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. 2. Bersikap hormat pada saat membaca atau mendengar pembacaan Kitab Suci 3. Menyebutkan nama Tuhan dengan penuh hormat tidak mempermainkan nama Tuhan 4. Aktif mengungkapkan pendapatnya yang berkaitan dengan tema pembelajaran 5. Hormat terhadap guru, karyawan sekolah sebagai perwujudan iman dalam hidupnya. Jumlah Skor Total skor yang diperoleh Petunjuk Penskoran Jumlah skor maksimal 5 x 4 = 20 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus Skor yang diperoleh - X 4 = Skor akhir Skor maksimal 392. Penilaian Pengetahuan Tes tertulis No. Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Bentuk Soal Skor Memahami bahwa dirinya memiliki kemapuan untuk membedakan perbuatan yang baik dan buruk Memilih dan melakukan perbuatan baik Membedakan perbuatan yang baik dan buruk atau jahat Menyebutkan akibat-akibat dari perbuatan yang baik dan yang buruk atau jahat Mengungkapkan nasihat St. Paulus tentang perbuatan baik dan buruk 1 PG 7 2 PG 7 3 PG 7 4 PG 7 5 PG 7 1 Uraian 10 2 Uraian 15 3 Uraian 15 4 Uraian 15 3 Uraian 15 Jumlah skor= 100 Butir Soal A. Pilihlah a, b, atau c pada jawaban yang paling tepat! 1. Perbuatan baik terhadap hewan piaraan... a. memberi kelinci wortel b. menarik ekor kelinci c. mengikat kaki kelinci 2. Perbuatan buruk yang merusak persahabatan dengan teman... a. memberi salam b. menegur kesalahan teman c. mengejek teman 3. Yang harus bertanggung jawab terhadap perbuatanku... a. orang tuaku b. guruku 404. Rasul Paulus menasihatkan agar kita membalas kejahatan teman dengan... a. berbuat jahat b. berbuat baik c. mencaci maki 5. Dengan berbuat baik kita mendapatkan... a. hukuman b. ejekan c. pujian B. Jawablah dengan tepat! 1. Berilah contoh perbuatan buruk dan baik terhadap hewan piaraan! 2. Mengapa hewan piaraan harus diperlakukan baik? 3. Jelaskan akibat jika kita melakukan perbuatan buruk terhadap teman? 4. Bagaimana sikap yang baik terhadap teman yang jahat pada kita? 5. Sebutkan empat perbuatan baik yang dapat kamu lakukan di rumah. 3. Penilaian Keterampilan Amatilah teman-temanmu saat bermain. Perhatikan siapa saja yang taat pada peraturan bermain dan siapa yang melanggar atau bermain kasar. Tegurlah dengan sopan teman yang melanggar peraturan; dan berilah pujian terhadap teman yang taat pada peraturan bermain. Laporkan hasil pengamatanmu kepada gurumu. Pengayaan Bagi peserta didik yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan dengan tugas membuat slogan yang berisi ajakan untuk senantiasa berbuat baik terhadap semua orang, bahkan terhadap orang jahat. Slogan ditulis dengan huruf indah dan dihiasi sesuai kreasi peserta didik, misalnya • Kalahkanlah kejahatan teman dengan perbuatan baikmu! 41Remedial Bagi peserta didik yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan 1. Guru mengajak peserta didik menyebutkan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak peserta didik untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan dan peneguhan yang lebih praktis. 3. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan dengan pertanyaan yang lebih sederhana, misalnya Berilah tanda silang x pada kolom baik atau buruk. No. Sikap atau Perbuatan Baik Buruk 1 Minta maaf karena telah bersalah terhadap teman 2 Memberi makan hewan piaraan 3 Memusuhi teman karena telah melakukan kesalahan 4 Menegur teman yang melanggar peraturan sekolah 5 Membalas kejahatan teman dengan perbuatan jahat 426 Memberi jawaban soal pada teman saat ulangan 7 Mendamaikan teman yang bermusuhan 8 Mengakui kesalahan di hadapan ayah dan ibuku 9 Berbohong pada guru agar bebas dari hukuman 10 Berbuat baik terhadap teman yang membenciku 43Dalam diri manusia ada kerinduan akan yang ilahi. Kerinduan ini terpenuhi melalui Yesus Kristus. Pada bagian ini peserta didik akan dibimbing untuk meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Iman Katolik berpusat pada pribadi Yesus Kristus sebagai Juru selamat yang dipilih dan diutus oleh Allah untuk mewartakan Kerajaan Allah. Menerima pewartaan Yesus berarti mau mengimani, meneladani Yesus Kristus serta bersedia mewujudkan atau mengamalkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada bagian pertama dari pelajaran kedua ini, peserta didik akan menggumuli kisah tokoh-tokoh Perjanjian Lama, sampai dengan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus. Secara berurutan akan disajikan hal-hal berikut a. Kisah Yakub b. Kisah Yusuf c. Kisah Musa d. Yohanes Pembaptis Pada bagian kedua peserta didik akan menggumuli kisah-kisah tentang Yesus Kristus. Secara berurutan akan disajikan hal-hal berikut a. Percakapan dengan Nikodemus b. Yesus memberi makan lima ribu orang c. Perumpamaan anak yang hilang A. Kisah Yakub KompetensiInti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, Bab 2 443. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. KompetensiDasar Menerima karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama, seperti Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh-tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis. Menunjukkan kepercayaannya akan karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama seperti Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis. Mengenal karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama, sepertiYakub, Yusuf, Musa dan tokoh-tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis. Meneladani tindakan baik tokoh-tokoh Perjanjian Lama, sepertiYakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis. Indikator 1. Menceritakan kisah Yakub yang menerima berkat anak sulung dari Ishak, ayahnya. 2. Menceritakan pengalamannya menerima berkat Allah melalui orang tua dan rohaniwan. 3. Menjelaskan manfaat dari berkat Allah yang diterimanya. Bahan Kajian 1. Kisah Yakub mendapatkan berkat anak sulung dari Ishak, ayahnya. 2. Berkat Allah melalui orang tua dan para rohaniwan. 3. Manfaat dari berkat Allah yang kita terima. 45Sumber Belajar 1. Komkat KWI 2010. Menjadi sahabat Yesus . Pendidikan Agama Katolik untuk SD Kelas III. Yogyakarta Kanisius 2. Pengalaman peserta didik dan guru 3. Lembaga Alkitab Alkitab. Alkitab Indonesia Pendekatan Kateketis dan saintifik Metode Pengamatan gambar, bercerita, tanya jawab, penugasan Waktu 4 Jam Pelajaran Jika pelajaran ini dilaksanakan secara terpisah dalam dua kali pertemuan atau lebih, pengaturan pelaksanaannya diserahkan kepada guru Pemikiran Dasar Di dalam masyarakat kita telah tumbuh kebiasaan seorang anak menerima berkat atau doa restu dari orang tuanya, terutama bila hendak menghadapi peristiwa besar dalam hidupnya. Misalnya ketika anak hendak menikah atau hendak melakukan suatu tugas di tempat yang jauh. Doa restu atau berkat dari orang tua diyakini akan meneguhkan hati anak dalam menjalani tugas hidupnya hingga mencapai sukses dan kebahagiaan. Kebiasaan yang luhur ini sangat baik jika ditumbuhkembangkan sejak anak masih kecil. Di dalam Kejadian 271-40 diceritakan tentang Yakub yang berusaha mendapatkan berkat anak sulung dari ayahnya. Setelah melakukan tawar-menawar dengan Esau, kakaknya, akhirnya Yakub berhasil mendapatkan berkat dari Ishak, ayahnya. Dengan berkat ini Yakub mendapatkan restu dari orang tuanya untuk berperan sebagai anak sulung di dalam keluarganya. Berkat dari orang tua adalah berkat Allah. Dengan demikian berkat dan janji Allah kepada Ishak diturunkan pada Yakub. Karena berkat Allah inilah maka Yakub menjadi Bapa bangsa Israel. Dari keturunan Yakub lahirlah bangsa Israel yang diberkati Allah. Meskipun cara Yakub mendapatkan berkat dari ayahnya terasa kurang terpuji, namun yang patut kita teladani adalah semangat dan usahanya untuk mendapatkan restu dan berkat dari orang tuanya. 46Sesungguhnya berkat Allah juga telah diberikan pada ayah dan ibu di setiap keluarga. Ayah dan ibu dikuduskan oleh Allah untuk menjadi saluran berkat Allah. Jadi berkat dan restu yang diberikan orang tua pada anaknya sesungguhnya adalah berkat Allah sendiri. Melalui pelajaran ini, peserta didik diharapkan dapat menyadari bahwa sesungguhnya berkat dan doa restu dari orang tuanya adalah berkat Allah sendiri, yang sangat mereka butuhkan. Semoga tumbuh di dalam hati mereka kegemaran untuk meminta berkat dari orang tuanya sebelum melakukan suatu kebaikan yang hendak mereka perjuangkan. Kegiatan Pembelajaran Pembuka Guru mengajak peserta didik mengawali pertemuan dengan berdoa, misalnya Tuhan yang baik, kami gembira karena boleh menerima berkat-Mu melalui ayah dan ibu serta orang yang mendoakan kami. Semoga berkat yang Tuhan berikan 47Pertama lagu dinyanyikan bersama-sama. Kemudian bervariasi, misalnya tampil berkelompok di depan kelas, dengan ekspresi dan gerakan yang sesuai. Langkah Pertama Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak peserta didik mengamati gambar tentang seorang ayah yang memberkati anaknya lihat Buku Siswa hal 17. Kemudian guru membacakan cerita tentang gambar. 48Doa Ayah dan Ibu untuk Tina Sebelum Tina berangkat ke sekolah, Ayah mendoakan Tina dengan memberi tanda salib di dahinya. Tak lupa Ayah menasehati agar Tina belajar dengan tekun, taat pada guru dan rukun dengan teman-teman di sekolah. Demikian juga bila Tina akan bepergian bersama orang lain, Ayah atau Ibu selalu mendoakan Tina dengan memberinya tanda salib. Ayah dan Ibu memohon agar Tuhan melindungi Tina dari segala bahaya. 2. Pendalaman Guru mengajak peserta didik menanggapi gambar dan cerita tentang orang tua yang memberkati anaknya dengan memberi kesempatan bertanya, mengungkapkan perasaannya, atau menceritakan pengalamannya diberi berkat. Jika belum ada peserta didik yang bertanya, guru dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya a. Apakah yang dilakukan ayah atau ibunya saat Tina hendak pergi? b. Apakah maksud dari perbuatan ayah atau ibunya itu? c. Pernahkah ayah atau ibumu memberi berkat padamu ? Ceritakan pengalamanmu! d. Apa sajakah yang dikatakan ayah atau ibumu saat memberimu berkat? e. Ceritakan manfaat yang kamu rasakan dari doa atau berkat yang diberikan orang tuamu. 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan perasaan dan pengalaman peserta didik, misalnya Tuhan menyertai setiap anak dengan berkat-Nya. Berkat Tuhan telah diberikan kepada ayah dan ibu kita. Kalau ayah atau ibu mendoakan kita, Tuhan pasti mendengarkan doanya. Karena itu mintalah ayah atau ibumu untuk mendoakan dan memberimu berkat. 494. Penugasan Guru mengajak peserta didik mewarnai gambar, menuliskan judul gambar dan doa. Lihat Buku Siswa hal 18-19. Guru memberi penjelasan tentang gambar, misalnya Pilihlah gambar yang sesuai dengan dirimu, laki-laki atau perempuan dan warnailah. Berilah judul gambar. Di bagian bawah gambar tulislah doamu, mohon agar Tuhan menjaga ayah dan ibu supaya selalu setia menyalurkan berkat Allah untuk anak-anaknya. 5. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan hasil karya seni dan doa peserta didik, misalnya Ayah dan ibu dipilih Allah untuk menyalurkan berkat pada anak-anaknya. Jika ayah atau ibu memberimu berkat, maka berkat itu adalah berkat Allah sendiri. Bersyukurlah kepada Tuhan karena Ia senantiasa memberimu berkat melalui ayah dan ibumu. Langkah Kedua Menggali Pengalaman Kitab Suci 1. Pengamatan Guru mengajak peserta didik mengamati gambar tentang Yakub di hadapan Ishak, ayahnya, kemudian mendengarkan cerita tentang Yakub diberkati Ishak sebagai anak sulung. lihat Buku Siswa hal 20 Yakub Diberkati Ishak Sebagai Anak Sulung Kejadian 271-40 Ketika Ishak sudah tua dan matanya kabur, ia memanggil Esau, anaknya yang sulung, dan berkata kepadanya, “Anakku!” “Ya, Ayah,” jawab Esau. Ishak berkata, “Engkau tahu bahwa saya sudah tua dan mungkin tidak akan hidup lama lagi. Jadi ambillah busur dan panahmu, pergilah memburu seekor binatang di padang. Masaklah yang enak seperti yang saya sukai, dan bawalah kepada saya. Setelah saya memakannya, akan kuberikan berkatku kepadamu sebelum saya mati.” 50Percakapan Ishak dengan Esau itu didengar oleh Ribka, istri Ishak. Maka setelah Esau berangkat untuk berburu, berkatalah Ribka kepada Yakub, adik Esau “Baru saja saya dengar ayahmu mengatakan kepada Esau begini, Burulah seekor binatang dan masaklah yang enak untukku. Setelah aku memakannya, akan kuberikan berkatku kepadamu di hadapan Tuhan, sebelum aku mati.’ Anakku,” kata Ribka lagi, “dengarkanlah dan lakukanlah apa yang saya katakan ini. Pergilah ke tempat domba kita, dan pilihlah dua anak kambing yang gemuk-gemuk dan saya akan memasaknya menjadi makanan kesukaan ayahmu. Kemudian bawalah kepadanya supaya dimakannya, dan setelah itu ia akan memberikan berkatnya kepadamu sebelum ia meninggal.” Tetapi Yakub berkata kepada ibunya, “Ibu, bukankah badan Esau berbulu, sedangkan badanku tidak? Jangan-jangan ayah meraba badanku dan mengetahui bahwa saya menipunya; nanti ia bukannya memberikan berkat, malahan mengutuki saya.” Ibunya menjawab, “Jangan khawatir, Nak. Biar saya yang menanggung segala kutuknya. Lakukanlah saja apa yang saya katakan. Pergilah ambil kambing-kambing itu.” Maka pergilah Yakub mengambil kambing-kambing itu dan membawanya kepada ibunya, lalu Ribka segera memasak makanan kesukaan Ishak. Kemudian Ribka mengambil pakaian Esau yang paling bagus, yang disimpannya di rumah, lalu dikenakannya pada Yakub. Ia membalutkan juga kulit anak kambing pada lengan dan leher Yakub yang tidak berbulu itu. Lalu diberikannya kepada Yakub masakan yang enak itu dengan roti yang telah dibuatnya. Setelah itu pergilah Yakub kepada ayahnya dan berkata, “Ayah!” “Ya,” jawab Ishak, “Siapa engkau, Esau atau Yakub?”. Jawab Yakub, “Esau, anak ayah yang sulung; pesan ayah sudah saya lakukan. Duduklah dan makanlah daging buruan yang saya bawakan ini, supaya ayah dapat memberkati saya.” Ishak berkata, “Cepat sekali engkau mendapatnya, Nak.” Jawab Yakub, “Karena Tuhan Allah yang disembah ayah telah menolong saya.”. Lalu kata Ishak kepada Yakub, “Marilah dekat-dekat supaya saya dapat merabamu. Benarkah engkau Esau?” Yakub mendekati ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata, “Suaramu seperti suara Yakub, tetapi lenganmu seperti lengan Esau.”. Ishak tidak mengenali Yakub karena lengannya berbulu 51seperti lengan Esau. Tetapi pada saat Yakub hendak diberkatinya, Ishak masih bertanya sekali lagi, “Benarkah engkau Esau?” “Benar,” jawab Yakub. Lalu berkatalah Ishak, “Berilah saya daging itu. Setelah saya makan akan saya berikan berkat saya kepadamu.” Yakub memberikan daging itu kepadanya dan juga sedikit anggur untuk diminum. Lalu berkatalah ayahnya kepadanya, “Marilah lebih dekat lagi, Nak, dan ciumlah saya.” Ketika Yakub mendekat untuk mengecupnya, Ishak mencium bau pakaian Esau, lalu memberkati Yakub. Kata Ishak, “Bau sedap anak saya seperti bau padang yang telah diberkati Tuhan. Semoga Allah memberikan kepadamu embun dari langit, dan membuat ladang-ladangmu subur! Semoga Dia memberikan kepadamu gandum dan anggur berlimpah-limpah! Semoga bangsa-bangsa menjadi hambamu, dan suku-suku bangsa takluk kepadamu. Semoga engkau menguasai semua sanak saudaramu, dan keturunan ibumu sujud di hadapanmu. Semoga terkutuklah semua orang yang mengutuk engkau dan diberkatilah semua orang yang memberkati engkau.” Segera sesudah Ishak memberikan berkatnya dan Yakub pergi. Esau, kakaknya, pulang dari berburu. Dia juga memasak makanan yang enak lalu membawanya kepada ayahnya, katanya, “Duduklah, Ayah, dan makanlah daging yang saya bawa untuk Ayah, supaya Ayah dapat memberkati saya.” “Siapa engkau?” tanya Ishak. “Esau anak Ayah yang sulung,” jawabnya. Ishak mulai gemetar seluruh tubuhnya, dan dia bertanya, “Jika begitu, siapa yang telah memburu binatang dan membawanya kepada saya tadi? Saya telah memakannya sebelum engkau tiba. Lalu saya telah berikan berkat saya yang terakhir kepadanya, dan kini berkat itu menjadi miliknya selama-lamanya.” Setelah Esau mendengar itu, dia menangis dengan nyaring dan penuh kepedihan, lalu katanya, “Berkatilah saya juga, Ayah!” Ishak berkata, “Adikmu telah datang kemari dan menipu saya. Dia telah mengambil berkat yang sebetulnya akan saya berikan kepadamu.” Esau berkata, “Inilah kedua kalinya dia menipu saya. Pantas namanya Yakub. Dia telah mengambil hak saya sebagai anak sulung, dan sekarang ia mengambil juga berkat untuk saya. Apakah Ayah tidak mempunyai berkat lain bagi saya?” 52Ishak menjawab, “Saya telah menjadikan dia tuanmu, dan semua sanak saudaranya saya jadikan hambanya. Saya telah memberikan kepadanya gandum dan anggur. Sekarang tidak ada apa-apa lagi yang dapat saya lakukan untukmu, Nak!” Esau tidak mau berhenti memohon kepada ayahnya, “Apakah Ayah hanya mempunyai satu berkat saja? Berkatilah saya juga, Ayah!” Lalu mulailah dia menangis lagi. Kemudian Ishak berkata kepadanya, “Tidak akan ada embun dari langit bagimu, tidak akan ada ladang yang subur untukmu. Engkau akan hidup dari pedangmu, namun menjadi hamba adikmu, tetapi bila engkau memberontak, engkau akan lepas dari kuasanya.” 2. Pendalaman Guru mengajak peserta didik untuk menanggapi cerita Kitab Suci tentang Ishak yang memberkati Yakub sebagai Anak Sulung, dengan cara bertanya, mengungkapkan perasaannya atau menceritakan pengalamannya. Jika belum ada peserta didik yang bertanya, guru dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya a. Ceritakan apa yang dilakukan Yakub untuk mendapatkan berkat dari ayahnya. b. Apa manfaat dari berkat yang didapatkan Yakub? c. Ceritakan pengalamanmu, siapa saja yang pernah memberi berkat padamu ? d. Apa gunanya berkat yang kamu terima itu? 3. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, ungkapan perasaan dan pengalaman peserta didik, misalnya Berkat yang diterima Yakub dari ayahnya adalah berkat Tuhan. Karena berkat itu Yakub mendapatkan banyak keturunan, kemakmuran yang melimpah, dan perlindungan Allah. Berkat yang kita terima dari orang tua kita adalah berkat Tuhan. Karena itu mintalah selalu berkat dari ayah dan ibumu. 53Langkah Ketiga Refleksi dan Aksi 1. Refleksi Guru mengajak peserta didik untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman Kitab Suci, misalnya • Apakah saya sudah terbiasa meminta berkat dari ayah atau ibu? 2. Aksi Guru mengajak peserta didik untuk meminta berkat dari ayah atau ibunya pada saat hendak ke sekolah atau melaksanakan suatu kegiatan di luar rumah. Penutup Guru memberi rangkuman dengan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali gagasan yang menjadi inti pewartaan, dan menutup pelajaran dengan doa. Rangkuman Guru memberikan rangkuman atas pelajaran ini, misalnya • Esau sebagai anak sulung seharusnya dialah yang berhak menerima berkat dari Ishak, ayahnya • Namun Yakub merebut berkat itu dengan menyamar sebagai Esau. • Berkat yang diterima Yakub dari ayahnya adalah berkat Tuhan. • Berkat Tuhan memberi Yakub banyak keturunan, kemakmuran yang melimpah dan perlindungan Allah. • Tuhan telah memberi berkat-Nya juga kepada orang tua kita. • Ayah dan ibu telah dipilih Tuhan untuk menyalurkan berkat pada anak-anaknya. • Berkat yang kita terima dari orang tua kita adalah berkat Tuhan. Doa Guru mengajak peserta didik untuk menutup pelajaran dengan berdoa, misalnya Tuhan yang baik, terima kasih karena Engkau telah memberi berkat padaku. Semoga berkat Mu membuatku menjadi anak 54Penilaian 1. Penilaian Sikap Religius/Spiritual • Teknik Observasi langsung • Pedoman Observasi Sikap Spiritual Petunjuk Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik Berilah tanda cek √ pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut 4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan. Nama Peserta Didik ... Kelas ... Tanggal Pengamatan ... Materi Pokok ... No. Aspek Pengamatan Skor 1 2 3 4 1. Berdoa dengan khusuk sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. 2. Bersikap hormat pada saat membaca atau mendengar pembacaan Kitab Suci 3. Menyebutkan nama Tuhan dengan penuh hormat tidak mempermainkan nama Tuhan 4. Aktif mengungkapkan pendapatnya yang berkaitan dengan tema pembelajaran 5. Hormat terhadap guru, karyawan sekolah sebagai perwujudan iman dalam hidupnya. Jumlah Skor Total skor yang diperoleh 55Petunjuk Penskoran Jumlah skor maksimal 5 x 4 = 20 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus Skor yang diperoleh - X 4 = Skor akhir Skor maksimal 2. Penilaian Pengetahuan Tes tertulis No. Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Bentuk Soal Skor Mengenal karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama seperti Yakub, Yusuf dan Musa dan Tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembabtis Menceritakan kisah Yakub yang menerima berkat anak sulung dari Ishak, ayahnya Menceritakan pengalamannya menerima berkat Allah melalui orang tua dan rohaniwan Menjelaskan manfaat dari berkat Allah yang diterimanya 1 Isian 8 2 Isian 8 3 Isian 8 4 Isian 8 5 Isian 8 1 Uraian 12 2 Uraian 12 3 Uraian 12 4 Uraian 12 5 Uraian 12 56Butir Soal A. Isilah dengan jawaban yang tepat! 1. Nama ayah dan ibu Yakub... Saudara sulung Yakub namanya... 2. Saudara sulung Yakub bekerja sebagai... 3. Yang biasa memberi berkat padaku... 4. Berkat yang kita terima berasal dari... B. Jawablah dengan tepat! 1. Apa arti berkat ayah bagi anak sulung? 2. Apa yang dilakukan Yakub untuk mendapatkan berkat dari ayahnya 3. Apa yang didapatkan Yakub setelah menerima berkat Tuhan dari ayahnya? 4. Untuk apakah berkat orang tua yang kita terima saat hendak ke sekolah? 5. Tulislah pengalamanmu mendapatkan berkat dari orang tuamu atau dari Pastor dan bagaimana perasaanmu setelah menerima berkat. 3. Penilaian Keterampilan Buatlah wawancara dengan orang tuamu. Tanyakan apa saja yang biasanya mereka minta pada Tuhan saat mendoakan anak-anaknya; apa saja yang mereka pikirkan saat memberi berkat atau membuat tanda salib di kepala anaknya. Laporkan hasil wawancaramu kepada gurumu. 3. Pengayaan Bagi peserta didik yang telah memahami pelajaran ini, diberikan pengayaan berupa tugas membuat doa syukur kepada Tuhan atas berkat yang telah diterimanya, misalnya “Ya Tuhan, kami bersyukur atas berkat Tuhan yang telah kami terima melalui orang tua dan para imam. Terima kasih karena berkat Tuhan telah melindungi kami dari marabahaya dan memberi damai di hati. Amin.“ 57Remedial Bagi peserta didik yang belum memahami pelajaran ini, diberikan remedial dengan kegiatan 1. Guru mengajak peserta didik menyebutkan hal-hal yang belum mereka pahami. 2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak peserta didik untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan dan peneguhan yang lebih praktis. 3. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan dengan pertanyaan yang lebih sederhana, misalnya a. Nama ayah Yakub adalah ... a. Esau b. Ishak c. Abraham b. Nama ibu Yakub ... a. Ribka b. Hana c. Elisabet c. Kakak sulung Yakub bernama ... a. Ishak b. Esau c. Ruben d. Ayah Yakub ingin memberi berkatnya kepada... a. Ribka b. Yakub c. Esau e. Selain sudah sangat tua, ayah Yakub juga menderita ... a. Sakit jantung b. lumpuh c. buta f. Yakub berusaha mendapatkan berkat ayahnya dengan cara... a. menyamar sebagai Esau b. memaksa ayahnya c. membujuk ibunya g. Sebelum menerima berkat, Yakub memberi ayahnya ... a. uang b. makanan c. hadiah h. Setelah menerima berkat Yakub berperan dalam keluarganya sebagai anak ... a. sulung b. bungsu c. angkat i. Yang biasa memberi aku berkat di rumah ... a. kakak b. ayah dan ibu c. adik j. Berkat yang kuterima berasal dari ... 58B. Kisah Yusuf Kompetensi Inti 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya . 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar Menerima karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama, Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh-tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis. Menunjukkan kepercayaannya akan karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama, Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis. Mengenal karya keselamatan Allah yang dialami oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama, seperti Yakub, Yusuf, Musa dan tokoh-tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis. Meneladani tindakan baik tokoh-tokoh Perjanjian Lama, sepertiYakub, Yusuf, Musa dan tokoh Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis. Indikator 1. Menceritakan kisah hidup Yusuf yang menderita hingga menjadi penguasa di Mesir. 2. Menjelaskan bahwa prestasi diraih dengan kerja keras dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai kesulitan dan cobaan dengan pertolongan Tuhan. 3. Menulis doa mohon agar Tuhan memberi ketabahan dalam 59Bahan Kajian 1. Kisah hidup Yusuf hingga menjadi penguasa di Mesir. 2. Prestasi diraih dengan kerja keras dan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai kesulitan dan cobaan dengan pertolongan Tuhan. 3. Doa permohonan agar Tuhan memberi ketabahan dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Sumber Belajar 1. Komkat KWI 2010. Menjadi Sahabat Yesus. Pendidikan Agama Katolik untuk SD kelas Kanisius 2. Pengalaman peserta didik dan guru 3. Lembaga Alkitab Indonesia, 2004. Alkitab. Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia. Pendekatan Kateketis dan saintifik Metode Pengamatan gambar, tanya jawab, penugasan Waktu 4 Jam Pelajaran. Jika pelajaran ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau lebih secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru Pemikiran Dasar Meraih prestasi dan mendapatkan kedudukan istimewa adalah dambaan setiap peserta didik. Prestasi tidak datang dengan sendirinya, melainkan dicapai melalui perjuangan yang panjang. Banyak kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu kita harus bekerja keras dengan semangat juang yang tinggi, memiliki keteguhan hati dalam menjalani berbagai kesulitan dan cobaan, dan yang sangat penting adalah kerendahan hati untuk setia menuruti rencana Tuhan. Dalam Kitab Kejadian 41 1-57 dikisahkan tentang perjalanan hidup Yusuf yang mengalami berbagai cobaan dan penderitaan sebelum ia berhasil menjadi penguasa di Mesir. Ia tabah menghadapi berbagai kesulitan. Ia yakin bahwa Tuhan mempunyai rencana baik untuknya. Karena itu ia mengerahkan seluruh kemampuan dirinya untuk bertahan dalam cobaan dan penderitaannya. Ketika waktunya 60menunjukkan kemampuan dirinya menafsirkan mimpi Raja Firaun. Dan hasilnya luar biasa, ia mendapatkan kehormatan dari Raja Firaun untuk menjadi penguasa di Mesir. Melalui pelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu membangkitkan semangat juangnya dalam menghadapi setiap kesulitan dan cobaan hidupnya. Hendaknya mereka memiliki semangat dan ketabahan hati untuk menghadapi setiap kesulitan atau cobaan yang dialaminya di sekolah atau di mana pun mereka berada. Sebab kesulitan dan cobaan itulah yang akan membuat mereka menjadi manusia tangguh yang siap meraih sukses. Semoga mereka memiliki keteguhan hati untuk meneladani semangat hidup Yusuf yang senantiasa mengandalkan campur tangan Tuhan dalam menghadapi kesulitan dan cobaan hidupnya. Pertama lagu dinyanyikan bersama-sama. Kemudian bervariasi, misalnya tampil berkelompok di depan kelas, dengan ekspresi dan gerakan yang sesuai. 61Kegiatan Pembelajaran Pembuka Guru mengajak peserta didik memulai pelajaran dengan berdoa dan bernyanyi, misalnya Tuhan yang Mahabaik Ajarilah kami untuk menggunakan kemampuan yang telah Engkau berikan pada kami, agar dapat mengatasi setiap kesulitan dan cobaan yang kami hadapi di dalam hidup ini. Amin Langkah Pertama Menggali Pengalaman Hidup 1. Pengamatan Guru mengajak peserta didik mengamati gambar tentang anak-anak yang berlomba memanjat jaring lihat Buku Siswa hal 25 . Kemudian guru memberi pengantar tentang gambar, misalnya Lomba memanjat jaring adalah suatu permainan yang menantang setiap peserta untuk mengatasi rintangan. Dalam hal ini kita harus berani menghadapi tantangan; harus ada semangat juang yang tinggi, dan tidak ceroboh, seperti yang ditunjukkan oleh anak yang berhasil mencapai puncak jaring. 2. Pendalaman Guru mengajak peserta didik menanggapi gambar tentang anak-anak yang berlomba memanjat jaring dengan bertanya, menyatakan pendapatnya, atau menceritakan pengalamannya yang serupa. Jika belum ada peserta didik yang bertanya, guru dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya a. Mengapa anak yang satu bisa mencapai puncak jaring sedangkan anak yang lain hanya berada di bawah jaring? b. Bagaimana pendapatmu tentang pernyataan anak yang duduk di bawah jaring itu “Ah...malas...takut jatuh...” ? c. Ceritakan pengalamanmu berjuang mengatasi kesulitan atau cobaan dalam meraih suatu prestasi. d. Apa saja yang harus kamu lakukan agar berhasil mengatasi kesulitan atau cobaan? 623. Peneguhan Guru memberikan peneguhan berdasarkan pertanyaan, pendapat dan pengalaman peserta didik, misalnya Setiap orang yang mau meraih suatu prestasi akan menghadapi kesulitan atau cobaan. Untuk itu ia harus berani dan tabah dalam menghadapi kesulitan atau cobaan. Sebaliknya orang yang mudah menyerah akan mengalami kegagalan. Tuhan memberi kita kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan cobaan. Karena itu janganlah mudah menyerah. Bertahanlah dan teruslah berjuang hingga mencapai suksesmu! 4. Penugasan
Gambar1.3 Mencontek adalah perbuatan yang tidak baik. Sumber: Ilustrasi Kak Ima Akan tetapi, dengan selalu mengingat Tuhan, kamu akan menghindari perbuatan buruk semacam itu. Kamu harus meyakini bahwa Tuhan selalu mengawasi meskipun manusia tidak mengetahui perbuatan kamu. Semua gambarFotosIlustrasiVektorVideoMusikEfek suaraGIFPenggunaOpsi PencarianMediaFotosIlustrasiVektorVideoMusikEfek suaraGIFMenemukanPilihan editorKoleksi TerkurasiGambar PopulerVideo PopulerMusik PopulerPencarian PopulerKomunitasKreatorForumBlogKameraTentangTentang KamiFAQRingkasan LisensiSyarat-syarat servisPrivasiKebijakan CookieAPIČeštinaDanskDeutschEnglishEspañolFrançaisIndonesiaItalianoMagyarNederlandsNorskPolskiPortuguêsRomânăSlovenčinaSuomiSvenskaTürkçeViệtไทยБългарскиРусскийΕλληνική日本語한국어简体中文Semua gambarFotosIlustrasiVektorVideoGIFMusikEfek suaraSemuaDatarTegakLebih besar darixLatar belakang transparanHitam dan putihSemua< 24 jam< 72 jam< 7 hari< 6 bulan< 12 bulanSafeSearchTerkiniPilihan editorSedang trenPaling relevan memperbaiki peralatan buatan sendiri baik pria industri kerja keahlian konstruksi putihGambar tajaan iStock LIMITED DEAL 20% off with PIXABAY20 couponSee more on iStock Gambar-gambar bebas royaltiperalatan membangunrusia borscht sup kayasanghaseluler teleponbingung keputusan priasikat minyak kayu catmalaikat sayap buluanak panah membuatpenggiling peralatangalangan kapalbunga background bungamerah anggurcoklat susu coklatpembangun kontraktorkuku kepala datarberdarah relatap kuku pakustop remaja bunuh diripembangun kontraktorDonasi Membuat Saya Te... hati cintamemeriksa daftar periksakarakter utama pahlawankuku kepala datarteknologi mesin motormangkuk kue keju rotibengkel instrumen kayupapan sekolah mimpitukang las pengelasanmerah anggurmerah anggur mastiffpembangun kontraktorpemusik halo busurroda gigi gigi rodakuas cat warna melukisimp musim dinginpeniti pin merah jarumlego super kompor bosmalaikat sayap bulupengelasan blue collarcokelat coklat organikbantalan tomat jarumlego legomaennchen priapemusik halo busurbunga-bungatelur gulungpemusik halo busurmemeriksa daftar periksabelanja pembeliantjena dapurtoner tekstur kayujarum jahit benangmerah anggur mastiffgulma gangga ganja ugpintu gerbang lengkunganmerah anggur mastiffkucing hewan tampanjarum benangpemusik halo busurapple iphone 11 probunga dandelion senimengedit memperbaikimerah anggur mastiffanjing kepala alambelanja pembelianpekerja pembuatan kerjahati cinta senimengukur peralatanmerah anggur 4khari natal pohon cemarapemusik halo busurmerah anggur mastiffinsinyur pekerjaroofers kukumerah anggurmenunjuk jari telunjukalatamd cpu prosesormenari pasangan menaripercikan api bekerjakuku tekstur kayuseluler teleponmalaikat sayap bulupekerja baja industrimerah anggur mastiffplaner papan kayuindustri tangan mencurimengukur skalamerah anggur anjingbunga-bungamerah anggur mastifftangan industri pekerjagajah porselentangan keahlian pekerjabunga-bungadermaga memperbaikistop remaja bunuh diribelanja pembeliantangan perusahaankeranjang abad negara1-100 dari 195 gambar-gambar Laman Selanjutnya / 2Gambar tajaan iStock LIMITED DEAL 20% off with PIXABAY20 couponSee more on iStock Orangtua bisa kreatif dengan menempelkan gambar-gambar yang bernuansa religi, gambar masjid, gereja, pura, dan lain sebagainya. Sehingga seiring dengan perkembangan otak, anak dapat tahap demi tahap mengerti tata aturan yang berlaku dalam masyarakat tempat ia tinggal dan pada tahap yang lebih tinggi mampu membedakan mana yang baik-buruk, benar Uploaded bySaprudin Sap 100% found this document useful 2 votes9K views12 pagesDescriptionini adalah laporan RPPH TKOriginal TitleRPPH TK-A SMT2 Minggu_01 - Tempat RekreasiCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 2 votes9K views12 pagesRPPH TK-A SMT2 Minggu - 01 - Tempat RekreasiOriginal TitleRPPH TK-A SMT2 Minggu_01 - Tempat RekreasiUploaded bySaprudin Sap Descriptionini adalah laporan RPPH TKFull description 174mewarnai setiap keputusan yang diambilnya dalam profesi ilmiah. Anda dipersilakan untuk mencermati gambar berikut dan diminta untuk membedakan persoalan e t i k a, artinya mempelajari tentang perbuatan manusia itu baik atau buruk. Etika kebajikan ini mengarahkan perhatiannya kepada keberadaan manusia,

– Mewarnai gambar menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk anak, dan juga sangat bermanfaat sekali untuk proses menumbuhkan kreativitas mereka. Selain itu, lewat mewarnai sebuah gambar, mereka bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Perlu diketahui, belajar mewarnai memiliki banyak manfaat bagi si kecil, apa saja, ya? Manfaat Mewarnai Gambar 1. Mengembangkan Kemampuan Motorik Dengan belajar mewarnai dapat membantu anak untuk meningkatkan kerja otot tangannya. Kemampuan motorik tersebut sangat penting dalam perkembangananak, sama halnya seperti mengetik, atau pun mengangkat benda. 2. Mengenal Perbedaan Warna Untuk aktivitas yang satu ini, tentunya menggunakan media seperti krayon, atau pensil warna. Nah, dengan mewarnai, mereka akan paham dengan perbedaan warna antara satu dengan yang lainnya. Hal ini juga dapat mempermudah anak memadukan warna sehingga membantu mereka untuk terus berkreasi. 3. Meningkatkan Konsentrasi Tak hanya itu saja, dengan mewarnai gambar, juga dapat melatih konsentarinya. Ketika anak sedang melakukan kegiatan mewarnai, mereka tidak mudah teralihkan dan akan tetap fokus. Kamampuan konestrasi inilah yang sangat berarti untuk anak dalam menyelesaikan tugas yang memang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti saat mereka belajar matermatika misalnya. 4. Sebagai Media Berekspresi Kegiatan mewarnai, terutama mewarnai bidang kosong, merupakan cara bagi anak untuk mengungapkan perasaannya. Melalui gambar yang dibuatnya, dapat terlihat apa yang sedang ia rasakan. Apakah itu perasaan gembira, atau perasaan sedih. 5. Melatih Anak Memegang Pensil Melalui kegiatan mewarnai, mereka pun akan belajar menggenggam pensil, meskipun diawali dengan menggenggam krayon. Karena sering dilakukan secara berulang, maka akan menjadi kebiasaan bagi anak, yang akan membantu mereka dalam belajar menulis di bangku sekolah. 6. Melatih Anak Membuat Target Aktivitas mewarnai sejak dini, akan membantu anak menyelesaikan tugas yang akan dihadapinya. Di sini akan tertanam rasa tanggung jawab anak dengan pekerjaan yang diembannya, sekaligus menanam kepercayaan diri si kecil, bahwa ia dapat menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakan. 7. Melatih Kemampuan Bekerjasama Mewarnai membutuhkan kerjasama yang baik antar mata, tangan, dan lengan. Mulai dari mereka menggenggam krayn, memilih warna, hingga menajaman warna. Kemampuan ini menjadi sangat penting sekali untuk anak kelak ia besar. 8. Mengenal Garis Batas Bidang Saat anak mewarnai, mereka tidak akan peduli dengan garis batas yang ada dihadapannya. Seiring berjalannya waktu anak akan memahami dan memperhatikan garis batas tersebut, sehingga anak akan berusaha mewarnai gambar di hadapannya tanpa keluar garis. Ini akan membantu anak saat anak mulai menulis di buku yang bergaris. Contoh Gambar Banyak sekali bukan manfaat dari mewarnai sebuah gambar? Oleh sebab itu, jangan pernah memandang sebelah mata kegiatan ini, ya. Karena banyak sekali hal baru, yang akan ia pelajari lewat aktivitas mewarnai. Nah, agar memudahkan kamu untuk mencari gambar mewarnai anak, Seruni akan memberikan contoh gambar mewarnai anak. Gambar berikut ini dibagi menjadi beberapa tema yang disesuaikan berdasarkan kesukaan anak-anak, langsung saja, berikut gambarnya. Mewarnai Gambar Hewan Anak-anak tentu suka sekali dengan hewan-hewan lucu nan menggemaskan. Jadi, sudah sepantasnya mereka diperkenalkan dengan nama-nama binatang dan juga bentuknya. Tujuannya, agar kelak mereka bisa menjadi anak yang cerdas dan terlatih sejak dini. Ada beragam jenis hewan yang bisa dijadikan sebagai objek mewarnai. Misalnya, gambar sapi, kelinci, ikan, belalang, burung, dan masih banyak lagi jenis binatang yang lainnya. Dengan begitu, mereka bisa lebih muda mengenali mana yang termasuk ke dalam binatang darat, dan mana yang termasuk binatang air. Tapi, jangan lupa ya, untuk mengenalkan mereka untuk mengenalkan warna-warna hewan yang akan ia warnai. 1. Unta mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan unta 2. Sapi mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan sapi 3. Cheetah atau Macan mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan macan atau cheetah 4. Kucing mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan kucing 5. Gajah mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan gajah 6. Burung mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan burung 7. Angsa atau Bebek mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan angsa 8. Kelinci mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan kelinci 9. Ikan mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan hiu 10. Kupu-kupu mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan kupu-kupu 11. Ayam mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan ayam 12. Kura-kura mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan kura-kura 13. Angsa mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan bebek 14. Katak mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan katak 15. Jerapah mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan jerapah 16. Zebra mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan zebra 17. Singa mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan singa 18. Kuda mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan kuda 19. Gurita mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan gurita 20. Lebah mewarnai gambar hewan – belajar mewarnai hewan lebah Mewarnai Gambar Masjid Anak-anak akan lebih mudah memahami sesuatu hal dengan cara mengajak mereka belajar hal-hal yang menyenangkan dan disukai. Misalnya mengajaknya menggambar sesuatu yang berhubungan dengan apa yang ingin kita ajarkan kepadanya. Mengenalkan mereka tentang masjid misalnya. Jika tidak belum semapat mengajak mereka mengunjungi masjid secara langsung, kamu bisa mengenalkannya dengan sebuah gambar. Mewarnai gambar masjid, dapat dikatakan lumayan sulit, dibandingkan dengan mewarnai pemandangan. Nah, sebelum mengajak mereka belajar mewarnai gambar masjid, sebaiknya pahami dulu karakteristik anak seperti apa, hobi dan mintnya apa. Hal ini untuk memudahkanmu dalam memilih cara untuk mengajarnya. Jangan lupa, sebagai orangtua, sebelum mengajarkan sesuatu tentang agama misalnya, pastikan pengetahuan agamamu sudah mantap. Berikut ini ada tips mengaja anak belajar mewarnai masjid • Ajarkan kepada anak ilmu agama melalui media visual • Mulailah mengajak anak menggambar masjid • Perhatikan dimensi bangunan masjid agar perspektif • Hati-hati dalam pemilihan gradiasi warna untuk latar belakang dan masjid • Ajari anak untuk mulai mewarnai dari sisi luar masjid terlebih dahulu Berikut gambarnya 21. Masjid Nabawi 22. Masjid Al-Aqsa Mewarnai Gambar Rumah Mewarnai gambar rumah sederhana menjadi sarana mewarnai favorit anak-anak. Karena cukup mudah dan simpel saat proses mewarnai gambar rumah, sehingga mereka tidak akan kesulitan dalam memberi warna. Selain itu, mereka juga dapat berkreasi dengan warna-warna yang menarik, dalam mewarnai gambar rumah. Anak bisa mewarnai genting rumah, tembok, pintu, dan jendela, sesuka hati mereka. 23. Rumah Sederhana 24. Rumah Mewah 25. Rumah Sakit 26. Rumah Adat Joglo 27. Rumah Gadang 28. Rumah Panggung 29. Rumah Modern 30. Rumah Adat Betawi Mewarnai Gambar Kartun Mewarnai gambar kartun yang sering disaksikan oleh anak, pastinya akan lebih mudah bagi mereka. Kamu cukup memantaunya saja dan biarkan mereka berimajinasi sesuai yang ia inginkan. Kamu tidak perlu bingung, karena berikut ini Seruni akan memberikan beberapa gambar mewarnai kartun yang paling banyak disukai oleh anak-anak. 31. Angry Birds 32. Doraemon 33. Hello Kitty 34. Ultraman 35. Boboiboy 36. Naruto 37. Tayo 38. Pororo 39. Spongebob 40. Dora The Explorer Mewarnai Gambar Transportasi Belajar mewarnai mengenalkan bentuk gambar hitam putih, serta mengenalkan macam-macam alat transportasi kepada anak, sangatlah penting. Agar mereka mulai terbiasa dan tahu dalam mengenal macam-macam alat transportasi, yang kerap digunakan oleh banyak masyarakat pada umumnya. Berikut ini gambar transportasi yang bisa digunakan sebagai bahan mewarnai anak. 41. Kereta Api 42. Bus 43. Pesawat 44. Kapal Laut 45. Sepeda Motor 46. Sepeda 47. Becak 49. Bemo 50. Bajaj Mewarnai Gambar Buah Kamu juga bisa memilih gambar buah untuk kemudian diwarnai oleh anak. Buah juga menjadi salah satu komponen yang terdapat di tengah-tengah manusia. Dengan mewarnai buah, tentu saja anak semakin mudah mempelajari berbagai jenis buah yang ada. 51. Apel 52. Pisang 53. Mangga 54. Anggur 55. Semangka Dengan menggunakan berbagai gambar mewarnai anak yang ada di sekitar, maka anak tentu saja lebih mudah untuk mengenal berbagai benda yang ada di sekelilingnya. Mereka juga bisa terlatih kreativitasnya dengan maksimal dan mampu menciptakan suatu generai yang cerdas dan juga berbakat. Baca Juga 12 Contoh Lukisan Pemandangan Alam Paling Indah dengan Menggunakan Pensil Yuk, segera cetak dan berikan kepada anak-anak, agar mereka bisa asyik mewarnai sambil mengenal hal baru. Dari gambar di atas, kamu hanya perlu menjelaskan kepada anak, mengenai nama benda tersebut, fungsi, dan warnanya. Semoga bermanfaat, ya!

02Juni 2014 07:38. KEBUMEN - Wayang merupakan salah satu warisan budaya yang tiada duanya. Wayang merupakan sarana bercerita yang cukup ampuh kepada masyarakat luas. Biasanya wayang menceritakan sisi kehidupan manusia yang hikmahnya dapat diambil oleh penonton. Sebelum memulai suatu pertunjukan biasanya dalang akan mengeluarkan gunungan atau

– Manusia memiliki berbagai sikap dalam menjalani kehidupan. Ada sikap baik, namun ada pula sikap buruk. Apakah kamu sering menemukan sikap yang baik dan sikap yang tidak baik di sekitarmu? Menurut Sarlito Sarwono dalam buku Pengantar Psikologi Umum 2009 sikap atau attitude adalah pencerminan rasa senang, tidak senang, atau perasaan biasa-biasa saja dari seseorang terhadap sesuatu bisa berupa benda, kejadian, situasi, orang, maupun kelompok tertentu.Ciri sikap baik dan tidak Sikap baik memiliki ciri-ciri yaitu tidak merugikan orang lain, memberikan manfaat, lahir dari pengendalian diri, dan cara pikir positif. Sedangkan sikap buruk dapat merugikan orang lain, lingkungan, dan diri sendiri, dan juga lahir karena kurangnya pengendalian diri juga cara pikir yang Tyas Palupi dan Dian R. Sawitri dalam jurnal Hubungan antara Sikap dan perilaku Pro-Lingkungan Ditinjau dari Perspektif Theory of Planned Behavior 2017 menyebutkan bahwa manusia dan lingkungan memiliki hubungan timbal balik, sikap dan perilaku manusia mempengaruhi baik buruknya kondisi suatu lingkungan. Baca juga Contoh Sikap Mengakui Persamaan Derajat Antarmanusia Contoh sikap tidak baik di lingkungan sekitar Berikut contoh sikap tidak baik di lingkungan sekitar, yaitu Membuang sampah sembarangan Bersikap tidak sopan dan tidak ramah pada keluarga, tetangga, juga teman Boros dalam menggunakan air dan listrik Mengabaikan orang lain yang kesulitan tidak memberikan bantuan kepada yang membutuhkan Tidak turut serta dalam kegiatan kerja bakti di lingkungan Berkata kasar dan menyakitkan hati kepada orang lain Tidak mengerjakan tugas Menghambur-hamburkan kantung plastik Membakar sampah plastik Tidak suka membersihkan dan merapikan kamar Menebang pohon sembarangan Berburu hewan langka Contoh sikap baik di lingkungan sekitar Contoh sikap baik di lingkungan sekitar adalah Membuang sampah pada tempatnya Bersikap sopan dan ramah pada keluarga, tetangga, juga teman Hemat dalam menggunakan air dan listrik Menawarkan bantuan kepada yang kesulitan sesuai dengan kemampuan Berkata dengan bijaksana dan lemah lembut kepada orang lain Selalu mengerjakan tugas dengan tepat waktu Mengurangi penggunaan plastik Menerapkan pola hidup sehat dan bersih Menanam pohon di lingkungan rumah Melestarikan hewan terancam punah Baca juga Contoh Sikap yang Bertentangan dengan Aturan di Sekolah Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Denganbuku ini akan dikenalkan berbagai contoh perbuatan baik yang patut diteladani dan perbuatan buruk yang harus dihindari. Semua contoh tersebut disajikan dalam bentuk gambar dan aktivitas yang menarik seperti mewarnai, menebalkan huruf mengurutkan cerita hingga labirin. - Apabila berbagai definisi mengenai baik dan buruk dicermati secara serius, maka memberi kesan bahwa pemahaman kata baik dan buruk tersebut sangat subjektif, sebab diukur dengan, misalnya perasaan individu, tujuan individu, dan penilaian individu. Demikian juga, menurut analisis etika, sebab yang menjadi parameternya adalah tujuan yang dicita-citakan individu. Padahal, antar-individu di dunia ini berdasarkan ragam budaya, suku, orientasi, dan juga agama jelas tidak dapat disamakan dan karenanya, konsep baik dan buruk pun menjadi relatif. Misalnya, baik menurut orang Islam, dalam kasus menyembelih binatang qurban sapi, merupakan jelas-jelas dinilai buruk dan jahat oleh orang Hindu. Demikian juga, orang Hindu yang membakar mayat/jenazah dalam rangka pencapaian kebaikan si mayyit untuk bersatu dengan Dewa Api Suci mereka adalah sangat buruk dan bahkan sebuah kejahatan menurut orang Islam, dan karenanya, sangat penting kiranya dilacak mengenai paramater yang digunakan untuk menilai baik dan buruk tersebut. Asmaran As, dalam buku Pengantar Studi Akhlak, menyebutkan terdapat 4 empat perspektif yang menjadi parameter tentang baik dan buruk, yakni perspektif sosialisme, hedonisme, intuitionisme dan evolusi. Sedangkan Poedjawijatna menyebutkan, bahwa menurut etika filsafat moral terdapat 6 enam parameter untuk dapat ditentukan baik dan buruknya pandangan hedonisme, utilitarianisme, vitalisme, sosialisme, religiosisme, dan humanisme. Dari beberapa parameter yang ditawarkan para ahli tersebut, kiranya masih dimungkinkan terdapat beberapa perspektif tertentu -yang tentunya bersifat filosofis atau pandangan paradigmatik tertentu- yang dapat dijadikan sebagai parameter mengenai baik dan buruk. Adapun uraian detail dari beberapa parameter atau landasan mengenai konsep baik dan buruk tersebut adalah sebagai Perspektif HedonismeDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan, bahwa kata hedonisme berasal dari bahasa Yunani yang diderivasinya adalah “hedon” pleasure kenikmatan/kelezatan dan “isme” yang berarti pandangan atau aliran berpikir. Hedonisme berarti cara berpikir yang menjadikan kesenangan dan kelezatan sebagai pusat tindakan dan sebagai motifnya. Dengan demikian, hedonisme dapat didefinisikan sebagai sebuah doktrin etika yang berpegangan bahwa tingkah laku itu digerakkan oleh keinginan atau hasrat terhadap kesenangan dan menghindar dari segala ini memang bersifat aktif untuk menuju kelezatan, dan negatif menghindari kesengsaraan. Menurut parameter hedonisme ini, bahwa perbuatan yang dinilai baik adalah perbuatan yang mendatangkan kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan.” Pandangan hedonistik ini terdiri dari tiga aliran, yakni 1 hedonisme individualistik individual hedonistic yang berpandangan bahwa suatu perbuatan bernilai baik apabila membuahkan kelezatan bagi pribadi, atau ego. Apabila perbuatan itu tidak memberikan kepuasan dan kelezatan pribadi, atau ego, maka dinilai aliran ini adalah Epicurus, filosof klasik Yunani 341 – 270 SM; 2 hedonisme rasional rasionalistic hedonism. Aliran hedonisme ini merupakan penajaman lebih lanjut dari hedonisme egoistik yang berpendapat bahwa kebahagiaan atau kelezatan individual tersebut haruslah didasarkan atas pertimbangan akal sehat common sense; 3 hedonisme universal/umum universalistic hedonism yang mengungkapkan bahwa perbuatan yang bernilai baik perbuatan yang melahirkan kesenangan atau kebahagiaan bagi seluruh menyeluruh kenikmatan yang diberikan oleh perbuatan tersebut, maka semakin tinggi pula kebaikannya. Tokoh aliran ini adalah Bhentam, filosof Inggris 1748-1832 dan John Stuart Mill 1806-1873. Menurut paham hedonisme ini, perbuatan yang baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan nafsu biologis. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan kebahagiaan, serta itu tidak mempunyai nilai tersendiri, namun terletak pada kelezatan yang menyertainya. Oleh karenanya, yang dapat merancang dan merencanakan kelezatan itu adalah akal dan rohani, maka kelezatan akal dan rohanilah yang lebih nyata, lebih lama, dan lebih kekal daripada kelezatan badan. Hedonisme model pertama yang individualistik itu lebih banyak mewarnai masyarakat Barat yang bercorak liberal dan kapitalistik, sementara hedonisme model kedua yang sosialistik banyak mewarnai masyarakat Eropa yang bercorak Juga Pengertian Baik dan Buruk dalam Islam2. Perspektif IntuitionismeIntuisi diartikan dengan bisikan hati intuition, suara hati, atau juga dikenal dengan istilah hati nurani. Bisikan hati merupakan kekuatan batin/hati yang dapat mengidentifikasi apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk tanpa terlebih dahulu melihat akibat yang ditimbulkan perbuatan itu. Aliran ini sebetulnya merupakan penolakan dari paham hedonisme. Tujuan utama dari aliran ini adalah terwujudnya keutamaan, keunggulan, keistimewaan yang dapat juga diartikan sebagai “kebaikan budi pekerti.”Ini disebabkan di dalam diri/batin manusia terdapat benih kemuliaan manusia. Oleh sebab itu, intuisi ini diyakini sebagai potensi yang harus dikembangkan sebagaimana potensi-potensi kejiwaan yang lain agar dapat mendapat kesempurnaannya. Dari intuisi inilah manusia mendapat jalan menjadi makhluk sempurna yang berbeda dari makhluk-makhluk lain. Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk yang sekilas tanpa melihat ini berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang. Kekuatan batin ini terkadang berbeda refleksinya, sebab pengaruh masa dan lingkungan, namun dasarnya ia tetap sama dan berakar pada tubuh paham ini, perbuatan yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati nurani/kekuatan batin yang ada dalam dirinya. Dan sebaliknya, perbuatan buruk adalah perbuatan yang menurut hati nurani dipandang buruk. Paham ini selanjutnya dikenal dengan paham Perspektif EvolusionismeAliran ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini selalu berangsur-angsur mengalami perubahan, yakni tumbuh dan berkembang menuju kesempurnaannya. Aliran ini tentunya berangkat dari teori Darwin yang didasarkan pada tiga proposisi dari konsep selection of nature, strunggle for life, dan survival for the fittest. Yang pertama berbunyi, bahwa sesuatu itu dapat eksis/berwujud dan ada karena memang sudah dikehendaki dan dipilih oleh alam yang sudah dipilih adalah sesuatu yang bernilai baik. Sedangkan yang kedua berbunyi, bahwa segala sesuatu mengalami persaingan dan perjuangan untuk bertahan hidup. Begitu juga, nilai-nilai suatu perbuatan, adalah bersaing ketat untuk dapat bertahan. Dengan demikian, selanjutnya sesuatu yang ketahanannya sangat tinggi dan bisa mengalahkan yang lain-lain akan dapat berlangsung proposisi teori ketiga berbunyi, bahwa sesuatu itu dapat bertahan apabila memiliki daya tahan yang terbaik, sehingga dengan demikian, bahwa sesuatu yang bernilai baik adalah pasti yang dapat bertahan hidup, sebab memang dipilih masyarakat. Aliran evolusi ini menjelaskan bahwa perbuatan baik itu adalah perbuatan yang terpilih melalui proses seleksi ketat, dan ia bersaing dan berkompetisi dengan yang lain, sehingga dapat dipilih oleh manusia dan akhirnya dapat demikian, kebaikan tersebut berjalan secara natural mengikuti gerak evolusinya. Dalam kaitan ini, Alexander mengungkapkan bahwa nilai moral harus selalu berkompetisi satu sama lain, dan bahkan dengan segala yang ada di alam ini, sehingga pada akhirnya, nilai moral yang baiklah yang bertahan tetap eksis. Sedangkan, nilai-nilai yang buruk dapat dipastikan tidak dapat mempertahankan dirinya sehingga musnah yang mengikuti paham ini mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami evolusi, yakni berkembang dari apa adanya menuju kepada kesempurnaannya. Herbert Spencer 1820-1903 berpendapat bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana, kemudian berangsur-angsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan ke arah cita-cita yang dianggap sebagai itu baik apabila dekat dengan cita-cita itu, dan buruk apabila jauh dari padanya. Sedang tujuan manusia dalam hidup ini ialah mencapai cita-cita atau paling tidak mendekati sedikit mungkin. Akhlak itu termasuk bidang ikhtiar manusia. Oleh karenanya, akhlak seseorang dapat berubah dari yang jahat menjadi baik, atau pun Perspektif EudaemonismePrinsip pokok paham ini adalah bahwa kebahagiaan bagi diri sendiri dan kebahagiaan bagi orang lain. Menurut Aristoteles, bahwa untuk mencapai eudaemonia ini diperlukan 4 hal di antaranya kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan, kekuasaan, kemauan, perbuatan baik, dan pengetahuan Perspektif PragmatismeAliran ini menitikberatkan pada hal-hal yang berguna untuk diri sendiri, baik yang bersifat moral maupun material. Dalam aliran ini, yang menjadi titik beratnya adalah pengalaman. Oleh karenanya, penganut paham ini tidak mengenal istilah kebenaran, sebab hal itu bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam dunia Perspektif NaturalismeMenurut aliran ini, tolok ukur baik dan buruk adalah kenyataan alamiah. Sesuatu yang natural-alamiah adalah yang tepat dan baik, dan sesuatu yang tidak natural adalah tidak tepat dan buruk. Tokoh aliran ini adalah Rousseau yang mengemukakan pendapatnya bahwa kemajuan, pengetahuan, dan kebudayaan merupakan perusak alam semesta Perspektif VitalismeAliran ini merupakan bantahan terhadap aliran naturalisme di atas. Sebab menurut paham vitalisme ini, yang menjadi parameter baik dan buruk itu bukanlah alam, namun “vitae” atau hidup sesuatu yang sangat diperlukan dalam dan untuk hidup. Aliran ini terdiri dari dua kelompok, yakni vitalisme pessimistis negative vitalistis, dan vitalisme optimistis. Untuk kelompok yang pertama ini terkenal dengan bersemboyan “homo homini lupus.”Dalam artian, bahwa manusia merupakan serigala pemangsa bagi manusia yang lain. Sedangkan aliran kedua bersemboyan bahwa perang untuk meraih tujuan adalah halal, sebab dengan berperanglah orang akan memperoleh dan memegang kekuasaan. Tokoh utama yang terkenal dalam aliran vitalisme ini adalah Frederich Nietsche. Dia memberikan pengaruh besar terhadap Adolf demikian, diketahui bahwa aliran ini berperan besar dalam membentuk watak Hitler sebagai sosok yang vitalistis untuk mendapatkan kebaikan yang menurut pandangannya sebagai kekuasaan itu sendiri. Dan kebaikan tersebut diperolehnya dengan daya optimismenya. Menurut paham ini, yang baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia, kekuatan dan kekuasaan yang menaklukkan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap binatang dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang Perspektif GessingnungsethikAliran ini diprakarsai oleh Albert Schweitzer, seorang ahli teologi, musik, medika, filsafat, dan etika. Hal yang utama dalam aliran ini adalah “penghormatan akan kehidupan,” bahwa sedapat mungkin setiap makhluk harus saling menolong dan berlaku baik, dan standart kebaikan itu adalah “pemeliharaan akan kehidupan” itu sendiri. Dengan demikian, setiap usaha yang berakibat pada kebinasaan dan menghalang-halangi hidup adalah buruk atau Perspektif IdealismeIdealisme merupakan sebuah pandangan filsafat yang menganggap hal yang abstrak di dalam pikiran yang berupa cita-cita atau keinginan ide adalah sesuatu yang real, nyata. Dengan ungkapan berbeda, bahwa hakekat segala sesuatu adalah apa yang berupa esensi di dalam pikiran. Aliran ini tampaknya sangat mementingkan eksistensi akal pikiran manusia, sebab pikiran manusialah yang menjadi sumber ide. Ungkapan terkenal dari aliran ini adalah “Segala yang tampak alamiah ini hanyalah yang tiada” sebab yang semua itu hanyalah gambaran/perwujudan dari alam pikiran, dan bersifat imitasi bersifat tiruan. Dan sebaik apa pun tiruan itu adalah tidak akan seindah aslinya yaitu ide. Jadi yang baik dalam pandangan ini adalah apa yang ada di dalam ide itu Perspektif EksistensialismeAliran ini berpandangan bahwa eksistensi di atas dunia selalu terkait dengan keputusan-keputusan individu, dalam artian, andaikan individu tidak mengambil suatu keputusan maka pastilah tidak ada yang terjadi. Individu sangat menentukan terhadap sesuatu yang baik, terutama sekali bagi kepentingan dirinya. Ungkapan dari aliran ini adalah “Truth is subjectivity.” Dalam artian, apabila kebenaran itu mengena pada pribadinya maka disebutlah baik, dan sebaliknya apabila hal itu tidak baik bagi pribadinya, maka itulah sesuatu yang Perspektif MarxismeBerdasarkan “Dialectical Materialisme” yakni segala sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan material dan keadaan material pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu. Aliran ini memegang motto “Segala sesuatu jalan dapatlah dibenarkan asalkan saja jalan dapat ditempuh untuk mencapai sesuatu tujuan.” Jadi, apa pun dapat dipandang baik asalkan dapat menyampaikan/menghantar kepada Perspektif SosialismeMenurut aliran ini, baik dan buruk ditentukan berdasarkan adat-istiadat. Pandangan berdasar pada adat istiadat ini dinamakan pandangan sosialisme karena berdasarkan manusia yang saling bersosialisasi. Mengenai hal ini, Poedjawijatma berkomentar bahwa “Adat istiadat Timur dan Barat, misalnya adalah berbeda. Kita tidak punya hak untuk menghukumi adat yang ini buruk dan yang itu buruk, namun yang dapat dikatakan adalah bahwa adat itu sukar dijadikan ukuran umum, sebab ketidakumumannya itu.” Tampaknya, pandangan sosialisme ini melihat baik dan buruk bersifat Perspektif Tradisionalisme adat-istiadatOrang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat dipandang baik dan orang yang menantang dan tidak mengikuti adat-istiadat dipandang buruk dan kalau perlu dihukum secara adat. Di dalam masyarakat, dijumpai adat-istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, bercakap-cakap, bertandang, dan lain sebagainya. Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat-istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme sebagaimana di ini muncul bertolak dari anggapan bahwa masyarakat itu terdiri dari manusia, maka ada yang mengatakan, bahwa masyarakatlah yang menentukan baik buruknya tindakan manusia yang menjadi anggotanya Juga Persamaan dan Perbedaan antara Akhlak, Etika, Moral, dan Susila14. Perspektif UtilitarianismeSecara harfiah, utilis adalah berguna. Kegunaan dalam arti bermanfaat yang tidak hanya berhubungan dengan materi, melainkan juga dengan yang bersifat rohani. Dan kegunaan itu dapat juga diterima apabila yang digunakan itu hal-hal yang tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain. Nabi Muhammad, misalnya menilai bahwa orang yang baik adalah orang memberi manfaat pada yang ungkapan tersebut, dapat ditarik pengertian balik, bahwa seburuk-buruk orang adalah manusia yang paling merugikan dan membahayakan terhadap sesamanya. Terkait dengan topik ini, pandangan utilitarianisme menjadikan nilai guna sesuatu sebagai tolok ukur mengenai baik dan Perspektif Religiusisme teologiMenurut paham ini, yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam paham ini, keyakinan teologis, yakni keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting, sebab tidak mungkin orang mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan, apabila yang bersangkutan tidak beriman etika teologi ini tampaknya masih memberi peluang perbedaan pandangan dalam menentukan nilai baik maupun buruk suatu perbuatan. Hal itu disebabkan penganut keyakinan ketuhanan itu sendiri berbeda-beda dalam memegangi ajaran Tuhan. Diyakini bahwa Tuhan memiliki kitab-kitab suci yang mengajarkan kebaikan dan keburukan, dan kitab suci tersebut diturunkan kepada manusia dalam kurun yang ajaran Tuhan tersebut memang terdapat kebaikan yang bersifat universal, seperti perintah berbuat adil, dan larangan berbuat aniaya. Namun, terdapat nilai-nilai baik dan buruk yang bercorak lokal dan temporal, misalnya ajaran menutup aurat di mana batas aurat untuk umat terdahulu adalah lebih minus dibanding dengan yang dibawa oleh Nabi cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga Pengertian Etika Moral dan Susila. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat. . 398 173 250 68 9 454 298 233

mewarnai gambar perbuatan baik dan buruk